Dibanding 2017, Inflasi November 2018 Meningkat 0,27 Persen

bps, inflasi, inflsi november, inflasi november 2018, indeks harga konsumen, ihk, inflasi month to month, inflasi oktober 2018, inflasi turun, suhariyanto, hiperinflasi, kepala bps, nusantaranews, nusantara news, nusantaranewsco
Laporan inflasi pada November 2018 dari Badan Pusat Statistik (BPS), Senin (3/12/2018). (Foto: NUSANTARANEWS.CO/Romadhon Emka)

NUSANTARANEWS.CO, JakartaBadan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pada November 2018 terjadi inflasi sebesar 0,27% dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 134,56. Jika dibandingkan laporan November 2017, maka inflasi November 2018 mengalami peningkatan.

Dari yang sebelumnya 0,20 persen meningkat menjadi 0,27 persen. Namun jika dibandingkan dengan inflasi Oktober 2018, inflasi kali ini mengalami penurunan tipis sebesar 1 persen.

“Inflasi month to month. Jadi itu tadi saya sebutkan kalau kita lihat dari bulan November 2018, itu inflasinya 0,27% itu lebih rendah. Sedikit lebih rendah dibandingkan Oktober (2018) 0,28%,” kata Kepala BPS Suhariyanto di kawasan Jakarta Pusat, Senin (3/12/2018).

“Tetapi 0,27% ini adalah lebih tinggi dibandingkan dengan posisi November 2017 yang sebesar 0,20%,” sambungnya.

Baca juga: Oktober 2018, Jumlah Wisman Tiongkok Tertinggi di Indonesia

Berdasarkan dari sisi pattern-nya, lanjut dia, kondisi pemicu meningkatnya angka inflasi kali ini disebut agak sedikit berbeda.

“Kalau kita lihat pada bulan November 2018 ini 0,27%, ini penyumbang utamanya adalah dari sisi transportasi yang 0,10 yang tadi saya bilang yang transportasi. Sementara bahan makanannya pada bulan ini menyumbang 0,05,” ungkapnya.

Sementara pada November 2017 dengan inflasinya sebesar 0,20 persen, disebut karena saat itu kenaikan dari sisi transportasi masih rendah.

“Karena di sana penyebab utamanya adalah bahan makanan. Dan sumbangan beras sama 0,03% tetapi pada November 2017 itu kenaikan transportasi masih belum tinggi,” jelasnya.

Sebagai informasi, berdasarkan jenisnya inflasi tahunan terdapat 4 macam. Inflasi ringan (di bawah 10% setahu), inflasi sedang (10%-30%), inflasi berat (30%-100%) dan hiperinflasi atau inflasi tak terkendali (100% ke atas).

Adapun dampak negatif secara umum yang ditimbulkan inflasi antara lain harga harga barang dan jasa naik. Kemudian nilai dan kepercayaan terhadap uang akan turun atau berkurang. Inflasi juga akan menimbulkan tindakan spekulai. Selain itu bisa berdampak pada mangkrak atau macetnya proyek pembangunan dan bisa memicu kesadaran menabung masyarakat berkurang.

Pewarta: Romandhon
Editor: Gendon Wibisono

Exit mobile version