Cegah Corona, Warga Krayan Lakukan PSBB Mandiri

Cegah Corona, Warga Krayan lakukan PSBB mandiri.
Cegah Corona, Warga Krayan lakukan PSBB mandiri.

NUSANTARANEWS.CO, Nunukan – Cegah Corona, Warga Krayan lakukan PSBB mandiri. Sebagai bentuk antisipasi menyebarnya Covid-19, masyarakat dari 89 Desa dari 5 Kecamatan di perbatasan RI-Malaysia, tepatnya di Krayan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara) melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) mulai 27 April hingga 11 Mei 2020.

“Kelima Kecamatan yang mulai 27 April 2020 memberlakukan PSBB adalah Kecamatan Krayan, Krayan Selatan, Krayan Barat , Krayan Tengah dan Krayan Timur,” tutur Ketua persekutuan adat Lundayeh Nunukan Aprem Tinus, Selasa (28/4).

Aprem menegaskan, pemberlakukan PSBB wilayah adat Krayan mengacu pada hasil rapat 5 kecamatan dan 5 adat besar yang tertuang pada kesepakatan bersama forum koordinasi pemerintah di dataran tinggi Krayan dengan nomor 001/FKPK-DTK/IV/2020 tentang upaya pencegahan penularan Covid-19 di dataran tinggi Krayan.

PSBB skala lokal tersebut dilakukan masyarakat Lundayeh, ungkap Aprem, karena alasan pertimbangan keamanan dari wabah corona dan kesulitan akses dalam menjangkau Krayan yang hanya bisa ditempuh dengan pesawat terbang dari Nunukan.

“Meski semakin terisolir setidaknya kita bisa aman dari wabah, kalau urusan sembako masyarakat Krayan biasa survive di hutan, sayuran dan umbi-umbian banyak” tandasnya.

Ada beberapa ketentuan PSBB dalam konteks masyarakat adat Lundayeh, penyetopan aktifitas warga masyarakat yang semua dibatasi di mana posko pemantauan dibangun di masing-masing desa yang ada di 5 kecamatan Krayan.

Semua aktifitas keluar masuk desa ke desa harus mengantongi izin dari kepala desa atau camat, kecuali aktifitas bersifat urgent seperti, pengiriman sembako, inipun wajib memiliki izin dari pejabat berwenang yang ditunjukkan kepada relawan penjaga pos pantau dan disepakati bersama.

Transportasi orang sakit, petugas PLN yang menjalankan tugas, TNI-Polri yang bertugas, petugas medis, juga Kades yang urusannya telah mendapat rekomendasi Camat.

“Ada sekitar 89 desa di semua kecamatan, sebanyak itu pos pantau dibangun, ini demi menangkal masuknya corona” tegas Aprem.

Kebijakan PSBB Krayan berdasar adanya 6 Orang Tanpa Gejala (OTG) di Krayan terdeteksi positif dalam rapid test, untuk menanggulangi hal-hal yang tak diinginkan langkah cepat berupa blokade dilakukan setelah 5 Kecamatan menyepakati PSBB skala lokal tersebut.

Wilayah Krayan yang mayoritas dihuni etnies dayak Lundayeh selama ini menggantungkan kebutuhan hidup dari Malaysia, sejak lockdown, mereka kian terisolir dan bertahan hidup dengan hasil panen padi organik adan dan hasil bumi.

Kendala transportasi masih menjadi keluhan masyarakat yang semakin termarginalkan akibat wabah Covid-19.

“Pemerintah tolong perhatikan, meski ada larangan moda transportasi beroperasi, geografis Krayan wajib diperhatikan khususnya ketika ada suspect covid, ada maskapai Hevilift jangan juga ikut dilarang karena itu sama saja membunuh masyarakat Krayan perlahan lahan” pungkasnya.

Sebagaimana diketahui Krayan adalah salah satu wilayah tapal batas yang sampai saat ini hanya dapat mengandalkan udara sebagai sarana transportasi. Pasalnya, diwilayah yang sebagian besar wilayahnya berbatasan dengan Sabah dan Serawak tersebut, justru belum tersambung jalan darat sehingga boleh dikatakan sejak Indonesia merdeka hingga sekarang, masyarkat Krayan sangat terisolir. (ES/ed. Banyu)

Exit mobile version