Cak Imin: Kita Ini Umat yang Hidup dalam Paradoks

Muhaimin Iskandar bisa disapa Cak Imin (Foto Andika/Nusantaranews)

Muhaimin Iskandar biasa disapa Cak Imin (Foto Andika/Nusantaranews)

NUSANTARANEWS.CO – Umat Islam Indonesia ini hidup serba dalam paradoks. Di satu sisi, dijadikan acuan dunia sebagai model toleransi antaragama dan demokrasi. Namun di sisi lain, masih berjuang keras di dalam negeri untuk mengatasi berbagai gesekan akibat begitu pluralnya karakter bangsa ini.

“Jadi panutan, tapi masih ribet dengan diri kita juga,” demikian disampaikan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dalam acara Rapat Terbuka Institut Agama Islam Bani Fattah di Tambakberas Jombang Jawa Timur pada Sabtu (9/12/2017).

Menurut Cak Imin, paradoksnya bukan di situ saja. Dalam konteks ekonomi, meskipun umat Islam adalah mayoritas dalam jumlah, namun malah minim dalam akses dan kualitas kesejahteraannya.

“Dalam politik juga masih ada paradoks. Kita ini mayoritas yang masih sebatas menitipkan aspirasi, belum yang mengeksekusi keputusan. Nah, kelihatan kan paradoksnya,” lanjut tokoh yang digelari Panglima Santri itu.

Orasi tersebut mendapat sambutan hangat dari peserta. Tampak hadir Rektor IAI Bani Fattah KH Abdul Kholiq, KH Jamaludin Ahmad (Pengasuh Ponpes Bumi Damai Muhibbin Tambak Beras), KH Kholiq Mustaqim (Pengasuh Ponpes Alwardiyah III Tambak Beras), KH Imam Haromain (Pengasuh Ponpes Putra Sunan Ampel Denanyar) dan para pimpinan pondok pesantren di Jombang. Juga ketua PRD Provinsi Jawa Timur Hakim Iskandar dan jajaran DPRD Kabupaten Jombang.

Namun Cak Imin mengingatkan agar gairah agama yang tengah meluap di negeri ini jangan disalahpahami atau ikut paham yang salah.

“Pelajari agama dari sumber yang menyejukkan, yaitu pesantren NU, kyai NU, gus-gus NU. Insya Allah ilmunya nambah, hati pun adem, nasionalisme tetap kokoh,” ujarnya.

“Namun apa pun keadaannya, kita harus tetap bersyukur bahwa Indonesia saat ini masih aman damai. Di tengah situasi global yang kian panas seperti ini, damai itu mahal, langka. Lihat Syria, Irak, Yaman, Mesir, Jerusalem, bahkan AS sendiri menjadi semakin terancam akibat politik luar negerinya yang provokatif,” kata Cak Imin.

Dalam acara ini juga diwisuda 79 santri dan santriwati IAI Bani Fattah oleh Rektor IAI dan jajaran Senat IAI serta para guru besar di institut tersebut.

Editor: Romandhon

Exit mobile version