Bom Bunuh Diri di Medan, Embrio Adanya Aksi Lone Wolf

bom bunuh diri, pelaku bom bunuh diri, pelaku korban, aktor intelektual bom, aktor negara, ma'mun murod al-barbasy, aksi terorisme, teror bom, bom surabaya, nusantaranews, nusantara, nusantara news
Ilustrasi: Bom Bunuh Diri. (NusantaraNews)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Dalam kasus bom bunuh diri di Medan beberapa waktu lalu, tentu yang utama harus diketahui ialah soal embrio adanya aksi Lone Wolf di mana seseorang bertindak atas kemauan sendiri.

Demikian disampaikan pengamat pertahanan, Susaningtyas Kertopati dj Jakarta, Jumat (15/11/2019).

“Jangan abaikan sentimen pribadi yang muncul dalam niatan pelaku. Bisa karena dendam juga,” kata dia.

Sesungguhnya, lanjut Susaningtyas, pemberantasan terorisme bukan hanya tanggung jawab tunggal Polisi semata tetapi secara terintegrasi melibatkan Departemen Agama, Sosial dan Pendidikan.

“Juga pelibatan Toga Tomas Tobud di tengah masyarakat. BNPT juga harus bekerja lebih kearah pendidikan masyarakat bukan melalui seminar-seminar saja tapi turun ke bawah ke organisasi-organisasi masyarakat,” terangnya.

“Tentu saja kerja intelijen di bawah koordinasi BIN yang kita tahu di bawah kepemimpinan Ka BIN Budi Gunawan alami kemajuan pesat,” sambung pengamat yang karib disapa Nuning.

Dengan terbentuknya Koopssus TNI, katanya, maka upaya pemerintah memberantas teroris akan semakin fokus dan tuntas. Interoperabilitas Koopssus TNI dan Detasemen Khusus 88 Polri merupakan dambaan mayoritas masyarakat Indonesia.

“Radikalisme dan ekstremisme di Indonesia memang harus dilawan oleh semua komponen bangsa. Saat ini terorisme adalah musuh bersama (public enemy) yang memang menjadi target bersama TNI-Polri,” jelas Nuning.

“Polisi jadi sasaran (karena) dianggap Polisi yang menghukum kaumnya (kelompok teroris -red),” pungkasnya. (eda)

Editor: Eriec Dieda

Exit mobile version