BNPB: Presiden Instruksikan Penanganan Banjir Bandang Garut

Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho/Foto: sayangi.com
Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho/Foto: sayangi.com

NUSANTARANEWS.CO – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meninjau kawasan terdampak banjir bandang Garut, Jawa Barat hari ini, Kamis (29/9). Pada saat mengunjungi Rumah Sakit Umum Daerah dr. Slamet Garut, Jokowi memberikan arahan penanganan pascabencana banjir bandang di Garut.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menyampaikan bahwa, Presiden Jokowi memerintahkan kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk melakukan penataan hulu Sungai Cimanuk melalui konservasi tanah dan air serta penataan ruang yang betul.

“Kondisi DAS Cimanuk yang rusak berkontribusi menyebabkan banjir bandang. Sementara itu, pembetonan sisi-sisi Sungai Cimanuk yang rusak sedang dalam perbaikan saat ini,” terang Sutopo dalam keterangan tertulis yang disampaikan kepada nusantaranews.co, Kamis (29/9).

Lebih lanjut Sutopo menyebut, terkait dengan faktor penyebab banjir bandang, Presiden Jokowi telah memerintahkan Kapolri untuk melakukan penegakan hukum terhadap mereka yang merusak lingkungan.

“Penanganan bagi para korban, Presiden Jokowi memberikan arahan terhadap pencarian 19 orang korban yang masih hilang. Hingga kini, pencarian masih difokuskan di sekitar Waduk Jatigede. TNI mengupayakan backhoe apung untuk membersihkan puing di sepanjang sungai hingga waduk,” kata Sutopo.

Selain itu, tambahnya, Presiden Jokowi juga menginstruksikan pembuatan dua tower rumah susun sederhana sewa  (rusunawa). Terkait dengan ini masyarakat terdampak setuju dengan rencana relokasi tersebut.

Kepala BNPB, Willem Rampangilei di waktu yang bersamaan, menjelaskan penanganan banjor bandang Garut kepada Presiden Jokowi dan para menteri.

“Hingga kini, Data Pos Komando Tanggap Darurat Banjir Bandang Garut menyebutkan 1.784 rumah rusak dengan rincian 411 rusak berat, 239 rusak sedang, 970 rusak ringan dan 164 hanyut, sedangkan kerusakan fasilitas pendidikan dengan rincian 8 sekolah rusak berat, 11 rusak sedang, dan 30 rusak ringan,” terang Willem.

Menurut Willim, Banjir bandang Garut juga berdampak pada kerusakan 2 rumah sakit dan 15 tempat ibadah. Posko terus melakukan upaya penanganan, seperti pencarian korban hilang, distribusi bantuan bagi masyarakat terdampak, pemberian vaksin dan vitamin kepada para relawan. Sekitar 3.180 personel gabungan terlibat dalam penanganan pascabencana.

“BNPB masih melakukan perhitungan kerugian dan kerusakan akibat bencana serta menyiapkan rencana aksi rehabilitasi dan rekonstruksi pasca banjir bandang. Lima sektor yang disiapkan dalam rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana yaitu permukiman, infrastruktur, ekonomi produktif, sosial budaya dan lintas sektor,” tandasnya. (Sule/Restu)

Exit mobile version