NUSANTARANBEWS.CO, Nunukan – Di antara jalur penyelundupan narkoba di Indonesia, Kalimantan Utara (Kaltara) terutama Perairan Nunukan adalah wilayah yang paling banyak terdapat ‘lorong tikus’ atau jalur alternatif bagi para pengedar. Hal tersebut diungkapkan Kepala BNN Komjen Pol Heru Winarko dalam Stadium General KU-4078 di Aula Barat Institut Teknologi Bandung (ITB), Rabu (2/10).
“Di Kaltara, da sekitar 1.400 lorong tikus bagi para pelaku penyelundupan narkotika. Lubang tikus itu,sebagian besar ada di wilayah perairan,” tuturHeru.
Dalam operasinya, ungkap Heru, para penyelundup narkotika dari wilayah Sabah, Malaysia maupun dari Filipina kerap mengunakan jalur-jalur alternatif atau disebut juga dengan jalan tikus tersebut.
Dekatnya jarak antara Nunukan, Sebatik dengan Tawau serta wilayah lain di Malaysia juga membuat para penyelundup sangat mudah membuat dan mengetahui rute-rute ‘sepi’ diwilayah perairan tersebut.
“Mereka (penyelundup) itu dalam operasinya sering menggunakan perahu bermesin kecil,” imbuhnya.
Selama ini para kurir yang tertangkap baik di Sulawesi maupun Jawa, sebagian besar memang mengakui bahwa Narkoba yang mereka bawa adalah pesanan atau jaringan yang terhubung ke Sabah.
Upaya Polres Nunukan yang beberapa kali sukses menggalkan pengiriman narkoba menuju Sulawesi maupun wilayah lain adalah bukti bahwa perairan Nunukan merupakan jalur favorit bagi para pelaku penyelundupan.
Selain di Kaltara, Heru mengungkaplan, jalur-jalaur tikus untuk menyeludupkan narkoba juga terdapat di Provinsi Riau. Walaupun jumlahnya tak sebanyak di Kaltara, menurut Heru, tak menjadi alasan bagi pihaknya untuk tak waspada.
“Jumlahnya memang tak sebanyak di Kaltara. Di Riau hanya sekitar 84 jalur. Seperti halnya di Kaltara, kata dia, jalur tikus di Riau juga berada di wilayah perairan. Walaupun jumlahnya sedikit, tak menjadi alasan bagi kita untuk tidak waspada,” jelasnya. (edy/stn)
Editor: Eriec Dieda