Kayu dan Besi
Kayu lebih menarik dari pada besi.
Kuambil tiga tumbuhan itu diatas meja.
Bagai hutan tak berpenghuni.
Siapa yang harus disalahkan ketika hutan itu menjadi sekatan?
Antara fasis dan fundamentalis.
Komunis dan kapitalis.
Intelek dan sekedar melek.
Manusia pembangkang dan manusia budak koloni.
Ya, perpustakaan itu..
Hutan adalah gedungnya dan buku-buku sebagai flora.
Sedikit dari mereka yang berani menjelajah
Memanfaatkan sebaik-baiknya kekayaan alam.
Tak sedikit juga yang hanya tebang pilih.
Hanya untuk memperkaya dirinya sendiri.
Purwokerto, 28 feb 2019
Binatang Akrobat
Dahulu..
Almamater dilipat.
Laporan belum tersikat
Tugas akhir belum terbabat.
Keberanian terhadap aparat.
Cap keparat buatan birokrat.
Belum sampai usul tersirat.
Peluru sudah menjemput cepat melesat.
Nafas tersumbat.
Terpopor senjata.
Sekarang, Perlahan sunyi dan tertambat.
Adu gengsi dan intelektualitas jadi pemicu.
Lebih takut kehilangan status.
Ketimbang terjun menjadi kritikus.
Kalian lebih memilih menjadi binatang akrobat.
Bagaimana bisa berlabuh tanpa mengayuh?
Kalian bisu dengan kata rindu.
Kuhentakan sajadah menjadi rentetan doa.
Bersama ribuan rintik hujan.
Membasahi pipi disertai keluhan.
Mungkin 11 mahasiswa menangis dipersemayaman.
Aku angkat jemuran-jemuran.
Payung telah dihentakkan dari aksi kamisan
Purwokerto, 14 Maret 19
*Irham Hanif Abriyanto, Mahasiswa IAIN Purwokerto.
Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: redaksi@nusantaranews.co
Baca: 10 Hal Yang Harus Diketahui Sebelum Kirim Tulisan ke Nusantaranews.co