Bermodal Rp 300 Ribu, Pengusaha Kuliner Ini Sekarang Bermomzet Puluhan Juta Tiap Bulan

Bermodal Rp 300 ribu, pengusaha kuliner ini sekarang bermomzet puluhan juta tiap bulan.
Bermodal Rp 300 ribu, pengusaha kuliner ini sekarang bermomzet puluhan juta tiap bulan/Foto: Hardi, pengusaha kuliner di Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara).

NUSANTARANEWS.CO, Nunukan – Bermodal Rp 300 ribu, pengusaha kuliner ini sekarang bermomzet puluhan juta tiap bulan. Cita-cita seseorang tidaklah akan berhasil tanpa adanya kegigihan. Karena dengan kegigihan, perjuangan akan memberikan hasil terbaik sekalipun hasil itu harus ditempuh dengan banyak kegagalan. Gigih ibarat kendaraan utama untuk menuju kesuksesan.

Begitulah kira-kira prinsip yang dipegang oleh Hardi, seorang Pengusaha Kuliner di Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara). Bermodalkan Rp. 300 ribu, usaha makanan ringan yang dirintisnya pada November 2014, kini mengalami kemajuan yang sangat pesat dengan omzet mencapai puluhan juta setiap bulan.

“Ya, saya akui bahwa modal berupa uang waktu itu tak lebih dari 300 ribu rupiah,” ujar Hardi ketika menerima Pewarta di Kediamannya Jl. Ujang Dewa, Gang Limau, Nunukan Selatan, Nunukan, Kaltara (16/4).

Hardi kemudian menceritakan hal Ikhwal dari usahanya tersebut. Terilhami dengan harga rumput laut yang turun drastis pada waktu itu, ia mencoba untuk mencari cara agar komoditi rumput laut dapat diolah menjadi campuran makanan sehingga mempunyai nilai jual yang tinggi.

Maka setelah berdiskusi dengan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan yang waktu itu dijabat oleh Ir. Dian Kusumanto dan memanfaatkan peralatan dapur yang dimilikinya, dibantu oleh isterinya,  akhirnya berhasil membuat makanan berbahan dasar rumput laut dalam jenis crispy.

“Tantangan awal memang pada penasaran. Karena kuliner yang saya tawarkan mungkin jenis baru, maka kadang penolakan dari konsumen sering saya alami. Bahkan waktu itu, demi mempertahankan produk, saya terpaksa menitipkan dulu produk saya tersebut di warung-warung dan dibayar jika sudah laku,” tutur Hardi.

Sering waktu, tanggapan masyarakat atas kuliner buatanya tersebut cukup baik. Hal itu dilihat dari setiap ia menitipkan produknya, dalam hitungan hari selalu habis bahkan ia mulai mendapat pesanan dari pelanggan.

Merasa pangsa pasar menjanjikan, ia kemudian berinovasi membuat amplang yang masih berbahan dasar dari rumput laut. Ternyata sambutan konsumen terhadap Amplang buatannya sangat antusias. Bahkan ia mulai kebanjiran pesanan baik dari masyarakat Nunukan maupun dari luar daerah.

Tak hanya itu, Amplang dengan branding Karima bikinamya tersebut tak hanya diminati konsumen dalam negeri. Pesanan mulai datang pula dari Malaysia dan Jepang.

Namun untuk setahun terakhir ini, ia mengaku permintaan dari luar negeri terpaksa harus terhenti. Hal itu terkait kabijakan lock down dari pemerintah setempat menyangkut wabah Covid-19.

“Memang dampak pandemic ini benar-benar sangat terasa. Penurunan omzet pun menyentuh angka 50 persen,” tuturnya.

Apalagi, ungkap Hardi, dengan adanya kebijakan berupa larangan mudik dari Pemerintah, juga berpengaruh pada permintaan konsumen lokal. Pasalnya, dengan tidak adanya masyarakat yang mudik, maka potensi menjadikan produknya sebagai oleh-oleh pun juga menurun.

“Ada perbedaan dengan masa sebelum pandemi terutama saat Lebaran. Kalau sebelum adanya wabah Corona, rata-rata pemudik dari Nunukan membawa amplang Karima sebagai oleh-olehnya,” ungkapnya.

Kendati demikian, Hardi merasa bersyukur karena permintaan dari konsumen lokal di Nunukan dan Tarakan tak berubah. Ia pun tak menyalahkan Pemerintah atas kebijakan dari dilarangnya mudik begitu saja. Ia tetap berkeyakinan bahwa dari semua kejadian, pasti ada hikmahnya.

Terkait keberhasilan usaha kulinernya tersebut, Hardi berpesan kepada masyarakat yang mempunyai keinginan untuk sukses agar tak perlu takut untuk memulai usaha. Kebanyakan orang saat akan mulai usahanya, yang menjadi obyek ketakutan adalah modal. Padahal menurutnya, modal paling utama untuk menjadi sukses, selain niat adalah amanah.

“Saya hanya berpesan kepada mereka yang mempunyai niat untuk mengawali usahanya, modal materi itu jangan menjadi hantu atau penghalang. Karena selama mempunyai niat dan amanah dalam menjaga kepercayaan, sukses pasti akan mendatangi,” tutupnya. (ES)

Exit mobile version