Banyak Aksi Demonstrasi Berbau SARA, Jokowi Diminta Perkuat Suprastruktur

Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) Imam Aziz. Foto Fadhila/Nusantaranews

Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) Imam Aziz. Foto Fadhila/Nusantaranews

NUSANTARANEWS.CO – Belakangan ini jagad publik dihebohkan dengan aksi demonstrasi besar-besaran yang dilakukan oleh sejumlah organisasi masyarakat (ormas) Islam terhadap kasus penistaan agama yang dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta non-aktif Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Menurut Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) Imam Aziz, ada beberapa faktor yang menyebabkan aksi-aksi demonstrasi sering terjadi di negeri ini. Pertama karena adanya kesenjangan hukum yang dirasakan oleh masyarakat DKI Jakarta, yang kemudian meluas ke Nasional.

“Kedua lantaran tidak berfungsinya respresentasi parpol (partai politik) di DKI Jakarta dan juga di nasional. Parpol seolah-olah hanya mesin untuk pemilihan umum (pemilu) saja. Tapi setelah pemilu itu ya sudah  selesai,” tutur Imam dalam diskusi publik bertema ‘Merawat Kebhinekaan dan Demokrasi di Indonesia’, di Tjikini Lima, Jakarta Pusat, Senin, (21/11/2016).

Akibatnya muncul sebuah peran identitas, misalnya seperti anti-kristen, anti-Amerika, dan anti-anti lainnya yang berbau ‘Sara’. Dimana hal-hal seperti itu hanya untuk mencari simpati dari pemerintah dan memecah belah bangsa ini.

“Sebenarnya hal-hal seperti ini tidak boleh terjadi, untuk membangun sebuah negara ke arah yang lebih baik lagi,” ucapnya.

Karenanya dia meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk lebih peka terhadap hal-hal seperti ini. Caranya kata dia, bukan hanya dengan membangun infrastruktur, melainkan membangun kuat juga suprastrukturnya. Mengingat supra dengan infra tidak bisa dipisahkan apalagi di Negara demokrasi.

“Jadi bukan hanya sekedar membuat infrastruktur yang besar-besar, tapi suprastrukturnya juga harus dibangun,” kata dia.

Tujuannya, selain mengatasi masalah-masalah yang kerap timbul. Bhinneka Tunggal Ika yang menjadi jargon negeri ini juga bisa menjadi real dalam kehidupan sehari-hari. (Restu/Red)

Exit mobile version