NUSANTARANEWS.CO, Mokwa – Bank of England menyita 30 ton emas Venezuela senilai US$ 1,13 miliar dan menolak memberikan akses kepada Presiden Maduro untuk mentransfer emas tersebut ke bank lain. Padahal Venezuela saat ini sangat membutuhkan uang untuk menangani pandemi di negaranya.
Penyitaan emas Venezuela tersebut dilakukan setelah Pengadilan Tinggi London menyatakan bahwa Guaido adalah Presiden Venezuela yang sah meski gagal melakukan kudeta terhadap Presiden Maduro yang terpilih secara demokratis.
Wakil sekretaris Dewan Keamanan Rusia mengungkapkan bahwa Inggris telah menyita emas milik Venezuela yang sedang membutuhkan uang. “Inggris secara de facto menyita US$ 1 miliar emas yang disimpan di banknya pada saat negara Amerika Latin itu bergulat dengan pandemi, kata Sekretaris Dewan Keamanan Rusia.
“Caracas sangat membutuhkan uang itu untuk menangani pandemi. Namun Pengadilan Tinggi London telah menyatakan Guaido sebagai kepala negara yang sah,” kata Alexander Venediktov. “Ini secara efektif merupakan tindakan pengambilalihan ilegal. Apa yang harus kita lakukan dari langkah ini? Akankah bank menjadi sumber legitimasi? Saya lebih suka mereka tidak melakukannya,” tegasnya.
Diberitakan, Pengadilan Tinggi London pada bulan Juli lalu telah menolak memberi akses kepada Presiden Maduro untuk mentransfer aset 30 ton emas yang ditahan oleh Bank of England – setelah pelaku kudeta gagal yang didukung oleh Amerika Serikat (AS) dan Barat mengajukan klaim terhadap Presiden Maduro.
Sementara Pengadilan Tinggi London mengatakan bahwa Inggris “dengan tegas mengakui” pemimpin oposisi sebagai presiden Venezuela setelah pada bulan Mei, BCV (Venezuelan Central Bank) mengajukan klaim hukum di pengadilan komersial di London untuk mencoba memaksa Bank of England mentransfer cadangan emas Venezuela untuk mendanai penanganan pandemi Coronavirus baru (Covid-19). (Banyu)