Australia Akuisisi Rudal Jelajah Raytheon RGM-109 Tomahawk

Australia Akuisisi Rudal Jelajah Raytheon RGM-109 Tomahawk
Australia akuisisi rudal jelajah Raytheon RGM-109 Tomahawk/Foto: Seaforces

NUSANTARANEWS.CO, Canberra – The Australian Defense Force (ADF) telah mengkonfirmasi bahwa Angkatan Udara dan Angkatan Lautnya akan mendapatkan rudal jelajah baru yang dapat diluncurkan dari udara dan permukaan.

Pernyataan pada 16 September tersebut menyebutkan bahwa ADF akan memperoleh Raytheon RGM-109 Tomahawk land-attack missile (TLAM) untuk melengkapi tiga kapal perusak kelas Hobart yang memiliki peluncur tabung vertikal Mk41. RGM-109 Tomahawk ini dapat menyerang target hingga 1.600 km.

Sebelumnya Angkatan Udara pada awal tahun ini, telah diberi lampu hijau oleh Amerika Serikat (AS) untuk mendapatkan rudal canggih AGM-158C Long-Range Anti-Ship Missile Extended Range (LRASM-ER) untuk mempersenjatai F/A-18F Super Hornet dan  pesawat patroli maritime P-8A Poseidon.

Pengadaan rudal-rudal jelajah ini menurut Kementerian Pertahanan Australia adalah bagian dari Pembaruan Strategi Pertahanan 2020. Menurut siaran pers, akuisisi ini akan “meningkatkan kemampuan ADF untuk memberikan efek serangan di seluruh wilayah udara, darat, dan maritim kami.”

Sementara Perdana Menteri Australia Scott Morrison menekankan bahwa “Australia tidak berusaha untuk memperoleh senjata nuklir atau membangun kemampuan nuklir sipil. Morrison juga menyampaikan bahwa bersama dengan pengadaan kapal selam nuklir – Australia akan membeli rudal jelajah jarak jauh konvensional seperti rudal Tomahawk, dan sistem senjata berpemandu serangan presisi lainnya melalui AUKUS.

“Selain akuisisi sebagai bagian dari rencana struktur 2024, kami juga akan meningkatkan kemampuan serangan jarak jauh, termasuk rudal jelajah Tomahawk yang akan ditempatkan di kapal perusak kelas Hobart, dan Joint Air-to-Surface Standoff Missiles (Extended Range) untuk melengkapi Angkatan Udara Australia kami,” kata Morrison.

Angkatan Laut Australia dengan tiga kapal perusak modern kelas Hobart yang berbobot 7000 ton – tentu akan semakin optimal kemampuannya dengan penambahan Tomahawk – yang tentu juga relevan dengan rencana pengadaan kapal selam nuklir yang cukup mengejutkan banyak pihak baru-baru ini.

Keputusan Australia mengakhiri program pengadaan 12 kapal selam serang konvensional bernilai US 70 miliar dengan Prancis dan memilih kapal selam nuklir jelas merupakan keputusan cerdas untuk strategi jangka panjang yang lebih luas.

Dibanding kapal selam modern konvensional, kapal selam bertenaga nuklir jelas menawarkan banyak kelebihan baik jangkauan, waktu menyelam, kecepatan, dan daya tahannya. Belum lagi kemampuan silumannya.

Tidak mengerankan bila Perdana Menteri Morrison mengatakan bahwa pengadaan kapal selam nuklir adalah sebagai upaya peningkatan kemampuan substansial yang diinginkan dan dibutuhkan Australia demi membantu membangun ketahanan regional.

Dengan demikian, Australia akan menjadi negara ketiga yang memiliki TLAM selain AS dan Inggris – apalagi bila nanti diintegrasikan ke kapal selam nuklirnya di masa depan.

Terlepas dari itu, kekuatan militer Australia tentu akan meningkat secara signifikan dengan penambahan 8 kapal selam nuklir baru. Menurut kabar, Australia berencana membangun kapal-kapal ini di dalam negeri – tepatnya di Adelaide dengan dukungan langsung dari AS dan Inggris melalui perjanjian pertahanan AUKUS. (Agus Setiawan)

Exit mobile version