AS Memasang Sistem Pertahanan Udara Canggih di Suriah Utara Untuk Menghadapi Turki

US Air Defense

NUSANTARANEWS.CO – Amerika Serikat (AS) sedang mempersiapkan rencana untuk menutup wilayah udara atas Suriah utara. Dilansir Daily News, Washington dikabarkan memasang sistem pertahanan udara canggih dan sistem radar elektronik di Kobani, dekat perbatasan Turki. Seperti diketahui, di wilayah tersebut, AS telah membentuk pasukan berbasis YPG Kurdi serta menempatkan 2.000 tentaranya.

Seiring dengan itu, Turki mengecam AS yang mempersenjatai gerakan YPG Kurdi yang dianggap pemberontak dan bagian dari gerakan PKK. Turki bahkan menyebut gerakan kurdi tersebut sebagai organisasi teroris – sehingga menjadi dalih bagi Ankara untuk mengerahkan pasukannya di Suriah Utara, meski illegal.

Dengan kata lain, militer Turki memerangi pemberontak Kurdi yang didukung dan dibiayai dengan murah hati oleh AS.

Sistem pertahanan udara AS di Kobani, boleh jadi digunakan untuk melawan serangan udara Turki guna melindungi pemberontak YPG Kurdi di daerah yang sekarang dikuasai oleh AS.

Pemerintah Turki sampai saat ini terus memantau kabar terkait pemasangan sistem airdefense dan radar yang dilaporkan oleh beberapa media asing. Video yang beredar di media sosial menunjukkan tentara AS sedang memasang sistem pertahanan yang dikirim ke Kobani dengan pesawat angkut militer.

Press TV menegaskan bahwa AS telah memasang sistem radar canggih di bandara militer Kobani dan kota Rmelan di Provinsi Hasakah. Sebelumnya Pentagon telah mendirikan pangkalan militer di Manbij, yang digambarkan sebagai zona aman.

Pada akhir Agustus lalu, seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri AS William Roebuck yang melakukan perjalanan ke Manbij mengatakan bahwa, “Kami siap untuk tinggal di sini, …untuk memastikan kekalahan abadi ISIS. Pernyataan Roebuck tampaknya mengacu pada lebih dari 2.000 pasukan AS dan milisi bersenjata YPG Kurdi yang mengontrol wilayah-wilayah di Suriah Timur Laut.

AS membentuk “No Fly Zone” di Suriah Utara tampaknya mengadopsi model yang diterapkan pada Irak  dalam Perang Teluk 1991. Zona in diduga dibentuk untuk melindungi YPG Kurdi di Irak Utara.

Turki sendiri belakangan telah membentuk “aliansi” bersama Rusia dan Iran, terutama setelah hubungannya dengan AS semakin memburuk belakangan ini. Krisis AS dan Turki berpotensi meningkatkan destabilisasi kawasan Timur Tengah dan menimbulkan perang dalam skala yang lebih luas. (Banyu)

Exit mobile version