NUSANTARANEWS.CO, Surabaya – Wakil Ketua DPRD Jawa Timur Anwar Sadad mendapatkan keluhan dari guru-guru madrasah diniyah (Madin). Pasalnya, sampai bulan Oktober ini mereka hanya mendapat insentif untuk 1 bulan saja.
Salah satunya Ustad Salim, Kepala Madin Darul Ulum Dusun Banyuputih Desa Cukurguling Kecamatan Lumbang Kabupaten Pasuruan. Dia mengaku baru mengalaminya pada periode ini.
“Pada masa wagub Gus Ipul, saya dan guru madin tidak mengalami seperti ini,” kata Salim, Selasa (2/11).
Keluhan Salim ini diamini oleh guru madin lainnya, Mahfud. Mereka menyampaikan keluhan tersebut kepada Anwar Sadad, Wakil Ketua DPRD Jatim, di sela-sela resesnya sebagai anggota DPRD Jatim.
Sadad terpilih untuk keempat kalinya dalam Pemilu 2019, mewakili daerah pemilihan Jatim III meliputi Kabupaten dan Kota Pasuruan serta Kabupaten dan Kota Probolinggo.
Ketua DPD Gerindra Jatim itu mengatakan, sepanjang tahun 2020 dan 2021 beban keuangan Pemprov memang berat.Terutama pada masa puncak pandemi Covid 19.
Dikatakan dia, disamping terjadi penurunan target penerimaan, baik PAD maupun dana transfer, juga belanja penanganan covid 19 terbilang tidak sedikit. Hal itulah yang saya duga menyebabkan dana insentif madin, yang biasanya disebut Bosda Madin, terjun bahas.
“APBD 2021 hanya mengalokasikan 30 miliar untuk insentif madin. Dana sebesar itu hanya untuk 1 bulan saja. Karena kengototan DPRD Jatim, akhirnya disetujui penambahan anggaran untuk madin menjadi sebesar 167 miliar,” katanya. (setya)