NUSANTARANEWS.CO, Nunukan – Anjloknya harga jual rumput laut akibat minimnya permintaan pasar. Turunnya harga jual rumput laut dari para petani secara langsung juga berpengaruh pada ketidakstabilan perekonomian. Apalagi jika komoditi tersebut merupakan salah satu soko guru ekonomi masyarakat seperti di Nunukan, Kalimantan Utara, tentu harga jual rumput laut akan menjadi pengaruh pada sektor lainya.
Sebagaimana diketahui, harga jual rumput laut kering dari para petani di Nunukan saat ini berkisar antara Rp. 10.000 – Rp. 11.000 dari harga sebelumnya yang mencapai Rp. 15.000 bahkan pernah mencapai Rp. 17.000.
“Dengan harga jual saat ini, tentu sangat berdampak terhadap perekonomian masyarakat mengingat hampir 30 persen masyarakat di Pulau Nunukan saat ini adalah pembudidaya rumput laut,” tutur Pembudidaya dan Pengepul Rumput Laut Nunukan, Kamarauddin, Selasa (1/9)
Menurut Kamaraddin, kondisi yang dialami para petani terkait anjloknya harga jual memang dilematis. Pasalnya, di satu sisi sebagain masyarakat sangat bergantung terhadap budidaya rumput laut, di sisi lain permintaan importir berkurang drastis.
“Kita sangat berharap, importir rumput laut di luar negeri yang selama ini menerima ekspor dari kita akan segera membuka kembali pintu usahanya. Karena hanya itu solusi agar harga jual dari petani kembali seperti semula,” ujarnya.
Senada dengan Kamarudin, Kepala Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disperindagkop-UKM) Kabupaten Nunukan, Dian Kusumanto menuturkan bahwa turunnya harga jual rumput laut dari para petani adalah imbas dari minimnya permintaan pasar.
Menurut Dian, permintaan dari pihak importir di Cina, Korea dan negara-negara lain saat ini memang mengalami penurunan. Sehingga rendahnyanya harga jual hasil budidaya dari petani tak hanya terjadi di Nunukan saja akan tetapi secara global.
Penurunan harga jual tak hanya terjadi di Nunukan namun juga dialami para pembudidaya rumput laut di seluruh Indonesia. Bahkan, ada beberapa daerah yang harga jual rumput lautnya dibawah harga jual di Nunukan,” terang Dian.
Karena pemurunan harga rumput laut tersebut terjadi dalam skala nasional, Dian meyakini bahwa Pemerintah pasti akan menyikapi agar dapat ditemukan solusi. Selain berkoordinasi dengan Pemerintah Pusat, Pemkab Nunukan pun menurut Dian terus berupaya mencari jalan termasuk melobi pihak-pihak terkait terutama ekportir di dalam negeri hingga importir yang ada di luar negeri.
Selain itu, Dian juga berharap pihak petani dapat selalu meningkatkan kwalitas hasil budi dayanya. Kerena hasil panen juga sangat berpengaruh pada minat para importir di luar negeri. Mutu rumput laut yang baik, tandas Dian, sudah pasti akan menjadi rangsangan dan ketertarikan untuk mengekspornya.
“Hasil panen yang berkawalitas dimulai dari bibit yang unggulan. Untuk itu, mari kita kerjasama agar rumpur laut Nunukan dapat menjadi tujuan para ekportir,” pungkas Dian.(ES)