Akom Desak MKD Anulir Keputusan Bersalahnya

Ketua DPR Ade Komarudin menyambangi kediaman ketua umum PDI Perjuangan Megawati Soekarno Putri. Foto Hatiem/Nusantaranews

Ketua DPR Ade Komarudin menyambangi kediaman ketua umum PDI Perjuangan Megawati Soekarno Putri. Foto Hatiem/Nusantaranews

NUSANTARANEWS.CO – Mantan Ketua DPR RI, Ade Komarudin (Akom), mempertanyakan kenapa hanya dirinya saja yang dilaporkan dan dituntut ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD).

Pasalnya, menurut Akom, dalam membuat sebuah keputusan, ia tidak pernah mengambil inisiatif sendiri, melainkan berdasarkan pada keputusan bersama. Dalam hal ini, bersama-sama dengan unsur pimpinan DPR RI.

“Saya tidak pernah membuat keputusan itu berdasarkan pribadi saya. Keputusan yang saya ambil selalu collective colegial, keputusan bersama-sama. Tapi kenapa hanya saya yang dituntut?,” ungkapnya kepada wartawan di sekitar Gedung DPR/MPR RI, Jakarta, Jum’at (9/12).

Sedangkan terkait permasalannya di MKD, Akom mengatakan, dirinya hanya ingin mengembalikan nama baik saja. “Karena tiba-tiba putusan sudah keluar dan menyatakan saya bersalah. Pahadal saya baru dua kali tidak hadir dipanggil, secara aturan di MKD minimal 3 kali,” ujarnya.

Akom pun mengaku geram, dirinya dinyatakan bersalah berdasarkan pada ketidakhadirannya (In Absentia) saat dipanggil MKD. Padahal dirinya telah mengirimkan surat dengan alasan sedang sakit dan menjalani pengobatan.

“Padahal saya masih hidup, saya masih bisa berbicara dan masih bisa berjalan. Saya sudah meminta izin tidak hadir karena ada pemeriksaan kesehatan,” katanya.

Akom pun menegaskan, dirinya tidak ada urusan lagi dengan jabatan apapun, termasuk jabatan Ketua DPR RI yang kini telah dijabat Setya Novanto. “Ini menyangkut hal yang prinsipil, yakni nama baik. Untuk itu, saya akan memperjuangkan untuk memulihkan nama baik saya,” ungkapnya.

Untuk itu, Akom pun meminta kepada MKD untuk menyatakan dirinya tidak bersalah dari segala tuduhan yang dilayangkan kepadanya. Terkait bagaimana caranya, Akom pun menyerahkan sepenuhnya kepada MKD.

“Yang penting bagi saya adalah publik tahu bahwa keputusan itu keliru. Makanya keputusan itu harus dianulir. Jika idak, jalur apapun saya akan tempuh. Kita lihat nanti jalur mana yang akan saya tempuh,” ujarnya menambahkan. (Deni)

Exit mobile version