NUSANTARANEWS.CO – Lebih dari 10 ribu masjid menyatakan kesiapannya untuk merebut tahta DKI 1 dari tangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
“Masjid ada 3.496 dan mushola 6.600, insyallah siap memberikan informasi tentang profil calon,” kata Ketua Dewan Masjid Jakarta KH. Daud Poliradja dalam silaturahmi di Masjid Baiturahman, Menteng Atas, Jakarta, Minggu (31/7) kemarin.
Kyai Daud mengatakan, masjid akan menjadi bagian integral untuk mengurangi angka golongan putih yang berjumlah 2,5 juta pemilih pada Pilgub 2012 lalu. Masjid dinilai paling efektik untuk menyiarkan dakwah politik.
“Karena masjid tidak mengenal strata sosial, di kantor ada, di pasar ada, di terminal ada, dimana-mana ada,” sambung Kyai Daud.
Kyai Daud mengaku sudah melakukan komunikasi dengan KPU DKI Jakarta dan dibolehkan untuk menggunakan sarana ibadah sebagai tempat sosialisasi dan simulasi Pilkada. Ia juga berencana akan melakukan survey di 500 masjid dengan tetap memasukkan nama Ahok. “Kita katakan, Ahok itu religius tapi dia aktifis gereja,” tegas Kyai Daud.
Selain itu, untuk meminimalisir biaya, Kyai Daud mengusulkan agar memanfaatkan relawan dari masjid sebanyak 10 orang. Menurutnya, angka tersebut sangat cukup untuk menjaga 18 ribu tempat pemungutan suara (TPS) atau menjadi saksi saat pemungutan suara nanti.
Kemudian, di setiap masjid juga diminta untuk menyediakan kotak amal untuk calon gubernur yang akan diusung para alim ulama. Dana tersebut dapat dimanfaatkan untuk kerja-kerja politik yang membutuhkan pendanaan.
Meski demikian, para ulama juga diminta menyakinkan masyarakat bahwa masjid dapat dimanfaatkan untuk aktifitas politik. Sebab, Kyai Daud yakin penolakan itu ada dan tidak sedikit.
“Jangan bercanda dengan masjid, ketika masjid diganggu, Vihara terbakar,” tegasnya.
Kyai Daud pun meminta agar para ulama tidak terlalu lama menetapkan calon yang akan diusung. Sebab, akan sulit bila parpol sudah menetapkan calon. Sementara, jalur independen juga dirasa tidak mudah untuk dilalui.
“Sudah lah, mutafaqun ‘alaih saja, tetapkan calonya. Jangan kebanyakan bercanda, karena waktu mepet, 21 September. Alhamdulillah Allah kirimkan orang Cina kafir ini mempersatukan ummat,” tandas dia.
Senada dengan Kyai Daud, pakar hukum tata negara Yusril Ihza Mahendra juga sepakat, bahwa masjid diperbolehkan untuk aktifitas politik. “Karena ini bagian dari kepentingan ummat,” kata dia. (Achmad)