EkonomiLintas Nusa

Zastrouw Al Ngatawi: Titik Tolak Pembangunan Desa Ada Pada Kultur Sosial

NUSANTARANEWS.CO – Budayawan Indonesia Zastrouw Al Ngatawi menyatakan bahwa titik tolak pembangunan desa ada pada kultur sosial. Hal demikian disampaikannya saat mengulas 2 buku berjudul “Menuju Desa Mandiri” dan “Jelajah Desa Nusantara” oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT).

“Melihat buku ini adalah etalase bagi sebuah benih pertumbuhan dan kemajuan desa. Di dalam buku ini, titik tolak pembangunan desa ada pada kultur sosial. Asumsi pembangunan selama ini selalu dieratkan dengan pedekatan ekonomi dan material, padahal kadang tidak begitu. Mereka hanya minta untuk diakui hak adat dan budayanya,” papar Ajudan pribadi mantan Presiden RI ke-4 KH Abdurrahman Wahid alias Gusdur itu, rabu (7/12) kemarin.

Selain itu, Ketua Lembaga Seni Budaya Muslim Indonesia (Lesbumi) PBNU periode 2004-2009 itu menyampaikan catatan penting dalam kedua buku tersebut adalah peristiwa luar biasa, sebagai bentuk balas budi negara terhadap desa.

“Balas budi terhadap desa patut dilakukan, sebab desa telah ada sebelum negara terbentuk,” ujar pria yang terkenal dengan blangkon dan baju ‘surjan’nya.

Baca Juga:  Peduli Bencana, PJ Bupati Pamekasan Beri Bantuan Makanan kepada Korban Banjir

Sementara Cendikiawan Yudi Latief mengatakan, dua buku yang diluncurkan merupakan sebuah dokumen yang menjadi dokumen dalam pembangunan desa. Dimana saat ini dalam 74 ribu desa yang tersebar di Indonesia, 39 ribu di antaranya masih dalam kategori tertinggal. “Yang terpenting saat ini adalah bagaimana untuk membangun ekonomi di desa,” kata Yudi.

Dua Buku yang diluncurkan di Aula Makarti Muktitama Kemendes PDTT tersebut, berisi sebuah catatan pemerintah khususnya Kemendes PDTT dalam mengawal pelaksanaan Undang-Undang No 6 Tahun 2014 Tentang Desa.

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertuinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Eko Sandjojo mengatakan, buku tersebut dihadirkan adalah sebagai bentuk laporan kinerja kementerian dalam membangun desa-desa.

“Melalui buku tersebut masyarakat dapat memberikan kritik dan saran terhadap kementerian untuk memperbaiki kinerja ke depan,” harap Eko. (kiana)

Related Posts

1 of 8