Ekonomi

Zakat Itu Sudah Jadi Lifestyle

2,5 persen Hartamu bukan milikmu/ Ilustrasi SelArt/NUSANTARANEWS
2,5 persen Hartamu bukan milikmu/ Ilustrasi SelArt/NUSANTARANEWS

NUSANTARANEWS.CO – Zakat Itu Sudah Jadi Lifestyle. Konsultan Pemberdayaan Masyarakat Khusus Mikro Kecil Menengah (UMKM) MataUsaha.org Yuli Afriyandi mengatakan, masyarakat masih belum memiliki kesadaran untuk berzakat. Padahal, fungsi dari zakat sendiri sangat banyak, salah satunya untuk saling tolong menolong.

(Baca juga: Catat! Gaji Anda Rp5,2 Juta, Wajib Zakat Penghasilan)

Minimnya sosialisasi, menurut Yandi, menjadi faktor kunci gagalnya pencapaian target zakat. Selain itu, sosialisasi zakat yang masih bersifat tradisional juga ikut menyumbang gagalnya target penerimaan zakat.

“Seharusnya, zakat itu sudah jadi lifestyle, bukan lagi kewajiban,” katanya.

(Baca juga: Menakjubkan! Potensi Zakat Capai Rp286 Triliun)

Melihat potensi yang sangat besar, Yandi optimistis zakat dapat mengurangi kemiskinan. Ia juga mendorong, pemberian zakat tidak lagi bersifat konsumtif, tetapi diarahkan untuk hal-hal yang produktif.

“Bisa saja memberikan semacam program pemberdayaan seperti UMKM, sehingga masyarakat bisa berdampak positif dari zakat. Sehingga timbul perilaku produktif,” pungkasnya. (Achmad)

Baca Juga:  Peduli Sesama, Mahasiswa Insuri Ponorogo Bagikan Beras Untuk Warga Desa Ronosentanan

Artikel sebelumnya:

Hampir Lebaran, Baznas Salurkan 2500 Paket Kebahagiaan

Berbagi ke Sesama, Lazismu Luncurkan Program Kado Ramadhan

6 Tips Cerdas Mengatur Keuangan Menjelang Ramadan

Related Posts

1 of 3