Budaya / SeniKhazanah

Yusuf Mansur Bersyukur dan Minta Maaf Masuk 200 Mubaligh Rekomendasi Kemenag

Ustadz Yusuf Mansur mengisi pengajian di Sumenep dalam rangka menyambut pergantian tahun 2017 ke 2018. Foto: Mahdi Alhabib/NusantaraNews
Ustadz Yusuf Mansur mengisi pengajian di Sumenep dalam rangka menyambut pergantian tahun 2017 ke 2018. Foto: Mahdi Alhabib/NusantaraNews

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Kementerian Agama merilis rekomendasi 200 nama mubaligh di pada Ramadhan tahun ini pada Jumat, 18 Mei 2018. Namun, dari 200 ustaz tersebut tidak ada nama Ustaz Abdul Somad dan sejumlah ustaz kondang lainnya. Selain Ustaz Somad, tidak ada juga nama Ustaz Adi Hidayat, Ustaz Hanan Attaki, dan Ustaz Khalid Basalamah yang ‘merajai’ laman Youtube. Selain itu tidak ada juga nama KH Yahya Zainul Ma’arif (Buya Yahya).

Salah satu nama mulabigh yang masuk daftar, Ustaz Yusuf Mansur angkat bicara terkait daftar mubaligh rekomendasi Kemenag. “Nama saya dengan izin Allah masuk dalam daftar nama ustaz/dai/penceramah/mubaligh yang direkomendasikan Kementerian Agama,” kata Ustaz Yusuf Mansur, Sabtu (19/5/2018).

Baca Juga:

Ia mengaku bersyukur masuk dalam daftar tersebut sekaligus berterima kasih kepada pihak Kemenag yang merilis daftar tersebut. Sebab, kata Ustadz Yusuf, Kemenag pasti memiliki alasan penilaian dan/atau kriteria sebelum menentukan 200 nama mubaligh tersebut.

Baca Juga:  G-Production X Kece Entertainment Mengajak Anda ke Dunia "Curhat Bernada: Kenangan Abadi"

“Tapi kedua sekaligus saya minta maaf. Bahwa sesungguhnya saya gak pantas, saya masuk. Sebab banyak aib, kesalahan, kelalaian, dosa, dan maksiat saya yang ditutupi oleh Allah. Karena itu saya mohon ampun dan mohon kawan mohonkan ampun buat saya kepada Allah. Makasih ya,” ucap Ustaz Yusuf.

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin sebelumnya menyampaikan, salah satu alasan Kemenag merilis 200 daftar mubaligh yang direkomendasikan Kemenag, karena selama ini Kemenag sering dimintai rekomendasi muballigh oleh masyarakat.

“Belakangan, permintaan itu semakin meningkat, sehingga kami merasa perlu untuk merilis daftar nama muballigh,” ujar Menag Lukman dalam siaran persnya, Jakarta, Jumat (18/5).

Sementara itu, Wakil Sekjend Partai Amanat Nasional (PAN), Saleh Partaonan Daulay melihat kebijakan tersebut tidak punya tujuan jelas. Saleh menilai Kemenag seakan hanya mencari perhatian di tengah dinamika sosial kebangsaan saat ini.

“Rekomendasi dari Kemenag tidak efektif karena masyarakat tetap diperbolehkan mengundang penceramah di luar 200 nama tersebut,” kata Saleh melalui melalui keterangan resmi, Jakarta, Sabtu (19/5.

Baca Juga:  G-Production X Kece Entertainment Mengajak Anda ke Dunia "Curhat Bernada: Kenangan Abadi"

Saleh menambahkan, rekomendasi dari Kemenag itu mendegradasi peran pada dai yang ada di pelosok negeri. Padahal, ada banyak sekali dai yang ikhlas mencerahkan umat walau tak masuk dalam daftar rekomendasi. “Rekomendasi ini pun dipastikan tidak efektif,” kata anggota Komisi IX DPR RI itu.

“200 mubaligh yang direkomendasikan Kemenag sangat sedikit dibanding umat Muslim Indonesia yang berjumlah sekitar 150 juta jiwa. Ada banyak keganjilan dalam rekomendasi tersebut. Selain jumlah yang sangat sedikit dibanding jumlah penduduk Muslim Indonesia, tiga indikator penentunya pun masih potensial dipertanyakan,” imbuh Saleh.

Pewarta: M. Yahya Suprabana
Editor: Achmad S.

Related Posts

1 of 3,148