Yudi Latief Ajak Babinsa Galakkan Kamling Ideologi

Kepala Badan Pembinaan Idiologi Pancasila (BPIP) Yudi Latief dan Dandim 0824 Jember Letkol Inf Arif Munawar Usai menyelenggarakan saresehan bersama Babinsa dan anggota TNI lainnya pada Senin (12/3/2018). (Foto: Sis/Istimewa)

Kepala Badan Pembinaan Idiologi Pancasila (BPIP) Yudi Latief dan Dandim 0824 Jember Letkol Inf Arif Munawar Usai menyelenggarakan saresehan bersama Babinsa dan anggota TNI lainnya pada Senin (12/3/2018). (Foto: Sis/Istimewa)

NUSANTARANEWS.CO, Jember – Usai menyelenggarakan saresehan bersama Babinsa dan anggota TNI lainnya pada Senin (12/3/2018), Kepala Badan Pembinaan Idiologi Pancasila (BPIP) Yudi Latief mengatakan bahwa banyak hal yang mempengaruhi terkikisnya Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia.

“Secara internal yaitu dengan tidak adanya mata pelajaran sekolah terkait Pancasila, masih takutnya penyebutan Pancasila oleh sebagian pejabat dalam pidatonya dan lain-lain, merupakan salah satu tanda terkikisnya Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia hal-hal inilah yang harus dapat kita rubah,” katanya.

Kemudian secara eksternal adanya perkembangan global dengan mudahnya akses informasi melalui android dan lain-lain yang mampu mempengaruhi masyarakat utamanya generasi muda. “Ini yang harus ekstra kita waspadai, dari situlah celah adanya pengruh idiologi lain masuk yang mengancam ideologi Pancasila,” jelas Yudi.

“Untuk itu pada kesempatan ini saya ingin sampaikan bahwa satu-satunya lembaga yang tersetruktur dengan baik dan memiliki kepercayaan masyarakat adalah TNI AD melalui Babinsa, kalau dulu kita berhasil menumbuhkan kegotong royongan untuk mewujudkan keamanan melalui siskamling (Sistem Keamanan Lingkungan) untuk meminimalisir tindak pencurian, kini saatnya Babinsa mengajak masyarakat untuk Kamling ideologi ini jangan sampai masyarkat kemasukkan ideologi lain,” lanjutnya.

Lebih lanjut, penguatan Pancasila sangat diperlukan melalui generasi muda, pelajar dan elemen-elemen masyarakat lainnya, karena tanpa Pancasila NKRI akan runtuh. (sis)

Editor: Yahya Suprabana

Exit mobile version