EkonomiLintas Nusa

Wujud Kemanunggalan TNI: Bantu Program Swasembada Pangan

NUSANTARANEWS.CO, Lamongan – Salah satu wujud kemanunggalan TNI dengan rakyat dalam pembangunan adalah membantu program swasembada pangan. Bentunya bermacam-macam, termasuk program pembangunan irigasi, dan TNI berkepentingan membantu para petani agar pelaksaan program swasembada pangan sesuai harapan.

“TNI ini kan ditunjuk pemerintah secara langsung untuk melakukan pendampingan pada petani guna mensukseskan program swasembada pangan. Sehingga segala sesuatu yang berkaitan dengan upaya meningkatkan ketahanan pangan, harus diperhatikan,” ujar Komandan Kodim 0812 Lamongan Letkol Arh Suka Yudha Wibawa, Selasa (28/11/2017).

Dandim mengatakan pihaknya sengaja mengerahkan Bintara Pembina Desa (Babinsa) untuk membantu pembangunan saluran irigasi pada program upaya khusus (Upsus) swasembada pangan yang dicanangkan pemeritah Lamongan kepada 48 kelompok tani.

“Kami sengaja memerintah Babinsa agar turun tangan membantu mereka, sekaligus melakukan pengawasan, guna menantisipasi kemungkinan terjadinya penyimpangan,” jelasnya.

Oleh karna itu, kata dia, untuk memastikan pekerjaan pembuatan irigasi dilaksanakan sesuai sasaran maka para Babinsa telah mengadakan pengecekan dan pendampingan pengerjaan irigasi tersebut.

Baca Juga:  Aliansi Pro Demokrasi Ponorogo Tolak Hak Angket Pemilu 2024

Seperti yang di laksanakan Babinsa 0812/03 Turi Kopda Lukman babinsa Desa Wangun Kecamatan Turi. Mereka juga ikut membantu dalam pekerjaan pembangunan salura irigasi yang dilakukan kelompok tani dengan swadaya.

Kemudian, bentuk lain dari upaya TNI mewujudkan swasembada pangan adalah dengan membantu petani melakukan penyemprotan padi untuk mengatasi gangguan hama. Sertu Sukis, Babinsa Koramil 0811/05 Rengel membantu penyemprotan hama padi di lahan seluas 0,5 hektar milik Yusuf(55)di Desa Ngadirejo Kecamatan Rengel, Tuban.

“Hama tanaman padi merupakan salah satu kendala bagi petani untuk bisa meningkatkan produksi usaha tani. Bahkan serangan hama tertentu seperti tikus dan wereng bisa mengakibatkan puso atau gagal panen. Oleh karena itu kita sebagai petani harus selalu waspada dengan adanya serangan hama. Serka Sugiono selalu mengajak para petani untuk selalu memonitoring lahan persawahan minimal 1 minggu sekali, bahkan kalau bisa 2 kali dalam satu minggu.Hal ini bertujuan agar kita bisa sedini mungkin mengetahui gejala serangan hama dan sedini mungkin mengambil tindakan pencegahan atau pengendalian,” kata Sertu Sukis, Selasa (28/11).

Baca Juga:  Relawan Anak Bangsa Gelar Bazar Tebus Sembako Murah di Kalibawang

Salah satu kendala biologi adalah gangguan spesies organisme yang menyebabkan penurunan baik kuantitas maupun kualitas produk bahkan sampai menggagalkan panen. Dalam pengembangan produksi pangan khususnya padi, petani dihadapkan kepada beberapa kendala baik yang bersifat fisik, sosio-ekonomi maupun kendala yang bersifat biologi.

Sebelum swasembada pangan, kebijaksanaan pemerintah dalam pengendalian hama sangat mengandalkan pada penggunaan pestisida. Waktu itu, penyemprotan pestisida pada tanaman dilakukan secara terjadwal baik ada maupun tidak ada serangan hama. Penggunaan pestisida terjadwal dimasukan sebagai salah satu paket teknologi produksi padi dan petani bebas menggunakan berbagai jenis pestisida termasuk pestisida presisten (undegradable).

Sertu Sukis mengatakan, penyemprotan ini untuk mengantisipasi hama ulat pengulung daun maupun wereng, selain itu juga untuk memberikan kesuburan terhadap batang padi serta menghilangkan rumput ilalang yang bakal tumbuh di sekitar padi.

“Selama ini memang anggota Koramil Rengel bersama kelompok tani intens melaksanakan sosialisasi untuk mengajak para petani proaktif menanggulangi serangan hama ulat pengulung daun maupun hama tanaman yang lainnya seperti tikus dan wereng sebagai antisipasi pengendalian hama menyerang tanaman padi,” ungkapnya.

Baca Juga:  Pemkab Nunukan Gelar Konsultasi Publik Penyusunan Ranwal RKPD Kabupaten Nunukan 2025

(penrem)

Related Posts

1 of 23