Hankam

Washington dan Jakarta Sepakat Perkuat Kerjasama di Laut Cina Selatan

Washington dan Jakarta sepakat Perkuat Kerjasama di Laut Cina Selatan.
Washington dan Jakarta sepakat Perkuat Kerjasama di Laut Cina Selatan. Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo dan Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi di Jakarta pada Kamis (29/10)/republicworld.com

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Washington dan Jakarta sepakat Perkuat Kerjasama di Laut Cina Selatan. Kesepakatan Amerika Serikat (AS) dan Indonesia tersebut antara lain bekerja sama untuk mengembangkan pulau-pulau Indonesia di Laut Cina Selatan sebagai upaya memperkuat posisi kedaulatan territorial dan ZEE Indonesia di perairan tersebut. Kesepakatan itu terungkap dalam diskusi antara Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo dan Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi di Jakarta pada Kamis (29/10).

Mereka membahas situasi di Laut Cina Selatan di mana Cina mengeklaim hampir seluruh perairan di sana. Indonesia telah menetapkan sebuah zona ekonomi eksklusif di lepas pantai Kepulauan Natuna, dan memiliki sengketa teritorial dengan Beijing di kawasan itu.

Retno mengatakan bahwa stabilitas dan perdamaian di Laut Cina Selatan harus dipertahankan dan hukum internasional, khususnya Konvensi PBB tentang Hukum Laut, harus dihargai dan diterapkan.

Baca Juga:  Hut Ke 78, TNI AU Gelar Baksos dan Donor Darah

Retno juga meminta agar perusahaan-perusahaan AS untuk lebih banyak berinvestasi, termasuk proyek di pulau-pulau terluar Indonesia seperti Kepulauan Natuna.

Pompeo menyambut baik aksi tegas Indonesia untuk melindungi kedaulatan maritimnya di sekitar Kepulauan Natuna. Menlu AS itu juga mengatakan bersedia untuk bekerja sama dengan cara-cara baru guna memastikan keamanan maritim dan melindungi beberapa rute perdagangan paling sibuk dunia.

Seperti diketahui, baru-baru ini Indonesia telah menolak dengan tegas keinginan AS untuk mengizinkan pesawat pengintai maritim P-8 Poseidon mendarat dan mengisi bahan bakar di Indonesia. Namun proposal tersebut ditolak oleh pemeritnah Indonesia.

Belum ada komentar resmi dari Departemen Luar Negeri AS dan kedutaan besar AS di Jakarta. Bahkan Perwakilan Departemen Pertahanan AS dan Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi pun menolak berkomentar.

Permintaan AS itu muncul seiring dengan meningkatnya persaingan kedua negara yang saling berebut pengaruh di kawasan regional Asia Tenggara. Indonesia sendiri tetap konsisten tidak mengizinkan militer asing beroperasi di wilayahnya.

Baca Juga:  Tim Gabungan TNI dan KUPP Tahuna Gagalkan Penyelundupan Kosmetik Ilegal dari Filipina

P-8 Poseidon merupakan pesawat pengintai canggih yang dapat mengawasi seluruh aktivitas militer Cina di Laut China Selatan, termasuk wilayah yang disengketan antara Cina dengan beberapa negara Asia Tenggra seperti: Vietnam, Malaysia, Filipina, dan Brunei. Lau Cina Selatan sendiri kaya dengan sumber daya alam serta merupakan jalur lintas strategis perdagangan bernilai US$ 3 trilyun oer tahun.

Para pejabat AS kemudian melakukan beberapa pendekatan “tingkat tinggi” sejak bulan Juli kepada menteri pertahanan dan menteri luar negeri Indonesia. Bahkan hingga secara khusus mengundang Menhan Prabowo Subianto ke Pentagon. (Agus Setiawan)

Related Posts

1 of 3,049