Kesehatan

Warga di Perbatasan Indonesia-Papua Nugini Sering Dihantui Penyakit Malaria

penyakit malaria, warga perbatasan, indonesia-papua nugini, satgas pamtas, yonif raider 500, dinkes boven digoel
Satgas pamtas Yonif Raider 500/Sikatan bersama pihak Dinkes setempat, terus memastikan kondisi kesehatan warga binaan di Boven Digoel, Papua. (Foto: Istimewa)

NUSANTARANEWS.CO, Boven Digoel, Papua – Satgas pamtas Yonif Raider 500/Sikatan bersama pihak Dinkes setempat, terus memastikan kondisi kesehatan warga binaan yang berada di wilayah tugasnya. Terutama terkait penyakit malaria yang kerap diidap masyarakat setempat.

Bagaimana tidak, Letda Ckm Dr Farman mengakui jika selama ini masyarakat di Papua, khususnya di wilayah negara Indonesia-Papua Nugini sering dihantui oleh penyakit malaria yang sewaktu-waktu bisa menyerang kesehatan warga.

“Rata-rata, warga sering di serang malaria dan Hispa,” ungkap dokter kesehatan Satgas Pamtas Yonif Raider 500/Sikatan ini, Rabu (27/6/2018).

Dirinya menilai, di daerah perbatasan tersebut, merupakan salah satu dari beberapa lokasi lainnya yang memang endemik terhadap penyakit tersebut.

“Karena itu, pusat pelayanan (Puskesmas) di wilayah ini sangat jauh. Maka dari itu, kita bersama Dinkes setempat melakukan peninjauan dan menggelar pengobatan massal bersama-sama,” ujarnya.

Dibukanya pengobatan massal tersebut, seakan membawa kebahagiaan tersendiri bagi warga kampung Awayanka, Kabupaten Boven Digoel, Papua.

Baca Juga:  RSUD Dr. H. Moh Anwar Sumenep Buka Depo Farmasi Rawat Jalan 2: Meningkatkan Pelayanan dan Kemudahan Bagi Pasien

Herman Guru (50) menuturkan, dirinya bersama keluarganya sangat terbantu dengan adanya kegiatan kemanusiaan yang diadakan oleh Satgas Pamtas Yonif Raider 500/Sikatan bersama Dinkes setempat itu.

“Semua keluarga saya, saya ajak ke sini. Senang sekali rasanya bisa mendapatkan pelayanan kesehatan, tanpa harus ke puskesmas yang lokasinya sangat jauh,” kata bapak 2 anak ini.

Tak hanya dukungan dari warga sekitar, kegiatan kemanusiaan yang digelar oleh Satgas Pamtas tersebut, juga mendapat dukungan dari salah Shelin, salah satu suster gereja yang berada di desa tersebut. (red/nn)

Editor: M Yahya Suprabana

Related Posts

1 of 10