Mancanegara

Wanita New York Kritik Tindakan Catcalls Melalui Seni Jalanan

NUSANTARANEWS.COCatcalls, mungkin belum banyak di antara kita yang memahami istilah tersebut. Namun sebagian besar dari kita sudah pernah melihat, mengalami bahkan melakukan hal-hal yang termasuk dalam kategori catcalls.

Catcalls adalah istilah yang digunakan sebagai tindakan yang mempermalukan atau merendahkan perempuan dengan cara bersiul, memanggil dengan sebutan tertentu, berkomentar tentang sifat tubuh atau meneriaki wanita yang lewat.

Di berbagai belahan dunia, hal tersebut memang kerap di alami oleh perempuan. Berbagai nada teriakan dari teriakan “Cantik” hingga menyebut seorang perempuan yang tengah lewat dengan “Pelacur”,sangat sering dijumpai. Hal tersebut dikarenakan masyarakat rata-rata memiliki pemahaman yang rendah akan bentuk pelecehan.

Dilansir dari Fox News, seorang mahasiswa di Universitas New York melakukan gerakan kecil dengan harapan dapat menghentikan tindakan catcalls dan pelecehan yang selama ini banyak dihadapi perempuan.

Dia adalah Sophie Sandberg, gadis 21 tahun ini menuliskan ucapan yang kerap dipakai segerombolan laki-laki untuk melecehkan perempuan di jalanan. Apa yang dilakukan Sanberg adalah menuliskannya dengan kapur di trotoar jalanan dimana catcalls sering terjadi. Tidak hanya berhenti disitu, ia kemudian mengunggah hasil karya jalanannya tersebut melalui akun “Catcalls of NYC“.

Baca Juga:  Atas Instruksi Raja Maroko, Badan Asharif Bayt Mal Al-Quds Meluncurkan Operasi Kemanusiaan di Kota Suci Jerusalem selama Ramadhan

Ia menuliskan kalimat-kalimat catcalls dengan menggunakan kapur yang penuh warna. Beberapa contoh kalimat yang ia tuliskan seperti, “Wow, Cantik … Telepon Aku dalam tiga tahun…” atau ungkapan lainnya seperti “Oh, jadi kamu mengabaikan aku…”, dan masih banyak lagi juga kalimat-kalimat yang bernada lebih cabul ada pula yang tidak hanya melecehkan tetapi berbau rasis.

Diwawancarai Huffington Post, Sandberg mengatakan bahwa dirinya juga sering kali mengalami kejadian tidak mengenakan itu, namun ia merasa sebagian besar wanita sebagaimana dirinya tidak berani berbalik meneriaki atau memaki orang yang melecehkannya di jalanan.

“Ini bentuk pengalaman saya di ruang publik,” kata Sandberg. “Ini mempengaruhi kepercayaan diri dan kenyamanan berjalan di jalanan. Ini membuat saya diam, karena saya tidak pernah merasa nyaman untuk memberikan respons soal catcalls, hal yang ingin aku katakan kepada orang-orang ini (pelakunya)”.

Ia berharap apa yang kini ia lakukan dapat menjadikan orang menaruh perhatian yang besar terhadap perilaku tidak mengenakan tersebut, dan menjadikannya sebagai masalah bersama sehingga untuk kedepannya perlakukan semacam itu dapat di cegah.

Baca Juga:  Rezim Kiev Wajibkan Tentara Terus Berperang

“Satu suara bisa berkontribusi pada gerakan kolektif. Dengan itu, kita memiliki kekuatan dan kita tidak bisa dibungkam,” tegasnya.

Penulis: Riskiana

Related Posts

No Content Available