Budaya / SeniResensi

Waktunya Bangkit dan Meraih Prestasi Gemilang

Change youre destiny. (FOTO: NUSANTARANEWS.CO)
Change youre destiny. (FOTO: NUSANTARANEWS.CO)

Judul : Change Your Destiny
Penulis : Rully Roesli
Penerbit : Qanita
Cetakan I : Agustus, 2018
Tebal : 200 halaman
ISBN : 978-602-402-124-5
Peresensi: M Ivan Aulia Rokhman*

NUSANTARANEWS.CO – Cerita tentang sosok yang luar biasa selalu menarik. Buku ini mengisahkan seorang pria tangguh bernama Rully Roesli. Meski memiliki kekurangan fisik akibat polio sejak kecil, dia tak pernah putus asa. Dia tetap semangat mengejar cita-cita dan sukses menjadi dokter ahli ginjal terkemuka di Indonesia. Bahkan Rully juga mendirikan RS Khusus Ginjal Ny RA Habibie.

Semua peristiwa dalam hidup ini, baik atau buruk, bukan rintangan atau hukuman. semua harus dilampiri dengan baik. Seseorang dilahirkan dengan kondisi kurang beruntung, tak masalah. Inilah yang disebut keseimbangan. Semua orang mendapat perlakuan sama. Ada kekurangan dan kelebihan (hal 35).

Setiap manusia suatu saat tentu pernah mengalami kesulitan atau sakit. Umpamanya, seseorang yang sedang sukses, tanpa diduga kecelakaan yang mengakibatkan cacat. Orang juga bisa terkena penyakit parah seperti kanker. Titik balik kehidupan bisa dialami setiap saat.

Buku ini berusaha mengurai tentang takdir tuhan yang masih bisa diperbaiki lewat jalan ikhtiar atau usaha yang dilakukan secara terus-menerus hingga pada akhirnya kita berhasil menjadi sosok tangguh, pantang menyerahnya, dan menjadi pribadi yang lebih baik dari hari-hari sebelumnya.

Baca Juga:  Tanah Adat Merupakan Hak Kepemilikan Tertua Yang Sah di Nusantara Menurut Anton Charliyan dan Agustiana dalam Sarasehan Forum Forum S-3

Banyak orang beranggapan berkonotasi baikzdigunakan kata nasib, misalnya: “Dia bernasib baik usahanya mendapat untung yang besar.” Sementara kata takdir kadang digunakan dengan konotasi negatif, misalnya: “Sudah takdirku tidak diterima di universitas ini” (hal 29).

Ada takdir yang tidak bergantung kehendak atau pilihan kita, misalnya lahir di perut siapa, keturunan apa, dan sebagainya. Ada takdir yang masih bisa disesuaikan dengan kehendak atau pilihan kita, misalnya baik maka balasannya pahala, bila berbuat buruk akan mendapat dosa. Contoh lain, memilih bekerja atau menganggur, bagi yang bekerja kelak mendapat rezekinya. Kesimpulannya, takdir terbagi dua; takdir yang tidak bisa diubah, dan takdir yang masih bisa diubah.

Saat kita sedang sakit misalnya, itu memang termasuk takdir Tuhan. Namun takdir yang semacam ini masih bisa kita ubah. Dengan cara berobat ke dokter. Ini adalah contoh sederhana tentang takdir yang bisa diubah. Ketika sakit dan mau berobat ke dokter, Insya Allah atas izin-Nya kita akan sembuh. Lain soal bila kita enggan berobat, maka penyakit akan betah bersarang di tubuh kita dan itu artinya kesembuhan akan semakin jauh dari harapan.

Baca Juga:  G-Production X Kece Entertainment Mengajak Anda ke Dunia "Curhat Bernada: Kenangan Abadi"

Dalam buku ini, penulis yang berprofesi dokter ahli ginjal menceritakan pengalaman hidupnya yang serat ujian. Sejak kecil, ia divonis mengidap polio. Namun, dalam perjalanan hidupnya. Ia tak mau putus asa dan terus memperjuangkan impiannya menjadi seorang dokter. Ditengah keterbatasan fisik yang ia pun berhasil mewujudkannya. Saat menjadi dokter, di usianya yang kian menjadi ia kembali diuji oleh Allah. Ia divonis menderita penyakit stroke. Tapi ia bukanlah sosok yang gampang menyerah dengan takdirnya.

Salah satu hal yang penting untuk meluruskan takdir adalah kesadaran bahwa setiap orang dibekali kecerdasan.  Bagi Roesli, setiap orang dianugerahi Tuhan tubuh yang seimbang. Jika seseorang kurang pandai dalam matematika bisa jadi ia cemerlang dalam bidang bahasa. Kita harus bisa menggali dimana potensi yang kita miliki. Gunakanlah itu untuk meluruskan takdir,” tegas Roesli (hal 83).

Berbekal kajian medis yang dipaparkan dengan bahasa ringan, serta dipadukan dengan teks ayat suci, Roesli mengajak kita menyadari betapa luar biasa potensi dalam tubuh kita. Ketika mengalami kegagalan dan kesedihan, kita harus mengelola emosi agar tetap positif. Ia menjelaskan bagaimana reaksi tubuh terhadap rangsangan dari otak hingga bagaimana sistem kekebalan tubuh. Kemampuan mengatur emosi penting agar orang bisa menghadapi berbagai persiapan hiduo. Sebab, setiap orang akan dihadapkan pada berbagai perubahan keadaan yang tak pernah dihadapi sebelumnya.

Baca Juga:  G-Production X Kece Entertainment Mengajak Anda ke Dunia "Curhat Bernada: Kenangan Abadi"

Buku ini merekam pengalaman pribadi Rully sebagai seorang pendidik dan dokter selama lebih dari 40 tahun. Di dalamnya banyak inspirasi, pengetahuan, dan sudut pandang yang sangat berguna dari mulai soal kesehatan kedamaian, dan kebahagiaan.

 

*M Ivan Aulia Rokhman, Pengiat literasi dan Sastra tinggal di Surabaya. Lahir di Jember, 21 April 1996. Lelaki berkebutuhan khusus ini meraih anugerah “Resensi / Kritik Karya Terpuji” pada Pena Awards FLP Sedunia. Saat ini menjabat di Anggota Devisi Kaderisasi FLP Surabaya dan Kepala Departemen Kaderisasi UKKI Unitomo.

Related Posts

1 of 3,147