Ekonomi

Utang Luar Negeri Indonesia Naik Menjadi Rp 5.312 Triliun

kurs rupiah, anggawira, rupiah melemah, pelemahan rupiah, kemiskinan, kesenjangan, utang negara, utang pemerintah, jokowi gagal, utang luar negeri, nilai tukar rupiah, nusantaranews
ILUSTRASI – Utang Luar Negeri Indonesia. (Foto: Istimewa)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Statistik Bank Indonesia (BI) mengungkapkan posisi Utang Luar Negeri (ULN) akhir triwulan IV 2018 tercatat 376,8 miliar dolar AS terdiri dari utang pemerintah dan bank sentral sebesar 186,2 miliar dolar AS, serta utang swasta termasuk BUMN sebesar 190,6 miliar dolar AS. Posisi ULN tersebut meningkat 17,7 miliar dolar AS dibandingkan dengan posisi pada akhir triwulan sebelumnya karena neto transaksi penarikan ULN dan pengaruh penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sehingga utang dalam rupiah yang dimiliki oleh investor asing tercatat lebih tinggi dalam denominasi dolar AS.

“Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada akhir triwulan IV 2018 tetap terkendali dengan struktur yang sehat,” kata BI dikutip dari keterangan tertulis, Jakarta, Jumat (15/2/2019).

BI menjelaskan, secara tahunan, ULN Indonesia pada akhir triwulan IV 2018 tumbuh 6,9% (yoy), meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan pada akhir triwulan sebelumnya sebesar 4,2% (yoy). Peningkatan pertumbuhan ULN tersebut bersumber dari pertumbuhan ULN pemerintah maupun ULN swasta.

Baca Juga:  Harga Beras Meroket, Inilah Yang Harus Dilakukan Jawa Timur

Posisi ULN pemerintah pada akhir triwulan IV 2018 tercatat 183,2 miliar dolar AS, meningkat 7,1 miliar dolar AS dibandingkan dengan posisi pada akhir triwulan sebelumnya.

“Peningkatan tersebut terutama karena kenaikan arus masuk dana investor asing di pasar SBN domestik sejalan dengan perekonomian domestik yang kondusif dan imbal hasil yang tetap menarik, serta ketidakpastian pasar keuangan global yang sedikit mereda,” jelas BI.

Selain itu, peningkatan tersebut juga dipengaruhi oleh penerbitan SBN valuta asing dalam rangka pre-funding fiskal tahun 2019. Secara tahunan, ULN pemerintah pada akhir triwulan IV 2018 tumbuh 3,3% (yoy).

“Posisi ULN swasta pada akhir triwulan IV 2018 meningkat 10,6 miliar dolar AS dibandingkan dengan triwulan sebelumnya,” ungkap BI lagi.

Peningkatan tersebut terutama didorong oleh peningkatan posisi kepemilikan surat utang korporasi oleh investor asing. ULN swasta sebagian besar dimiliki oleh sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor industri pengolahan, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas (LGA), serta sektor pertambangan dan penggalian.

Baca Juga:  Bupati Nunukan Serahkan Bantuan Sosial Sembako

“Pangsa ULN di keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 73,8%. Secara tahunan, ULN swasta pada akhir triwulan IV 2018 tumbuh meningkat sebesar 10,9% (yoy),” jelas Bank Indonesia.

“Struktur ULN Indonesia tetap sehat,” katanya. Hal ini tercermin antara lain dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir Desember 2018 yaitu sebesar 36%. Rasio tersebut masih berada di kisaran rata-rata negara peers. Di samping itu, struktur ULN Indonesia tetap didominasi ULN berjangka panjang yang memiliki pangsa 86,3% dari total ULN.

“Bank Indonesia dan Pemerintah terus berkoordinasi untuk memantau perkembangan ULN dan mengoptimalkan perannya dalam mendukung pembiayaan pembangunan, dengan meminimalisasi risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian,” papar BI.

(eda/gdn)

Editor: Gendon Wibisono

Related Posts

1 of 3,055