Kolom: Letnan Jenderal TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin
NUSANTARANEWS.CO – Suatu upaya penyelenggaraan kesejahteraan masyarakat memerlukan tingkat keamanan tertentu, namun sebaliknya penyelenggaraan keamanan terbukti tidak efektif apabila mengabaikan tingkat kesejahteraan masyarakat. Dalam situasi krisis nasional, suatu kesadaran tentang lemahnya daya tangkal di bidang ekonomi dan moneter telah melahirkan perlunya suatu strategi nasional sistem deteksi dini.
Kenyataan menunjukkan bahwa tidak adanya upaya keamanan tersebut telah menyebabkan krisis menjadi berkelanjutan dan berubah wajah menjadi masalah multidimensi. Fenomena ancaman keamanan yang muncul di awal krisis dan tidak terbaca secara jelas oleh para pengambil keputusan, ternyata terbukti menjadi fenomena ancaman yang berkelanjutan.
Ancaman tidak terkendalinya kurs nilai tukar mata uang Rupiah terhadap US Dollar, tetap menjadi faktor distorsi terhadap kestabilan politik dan ekonomi nasional. Meskipun krisis telah berjalan lebih dari 2 tahun. Faktor keamanan selalu disalahkan sebagai penyebab padahal kenyataan menunjukkan bahwa dengan sifat multidimensi saat ini, tidaklah mudah bagi kita untuk serta merta menunjuk faktor keamanan sebagai penyebab.
Lahirnya suatu kondisi prasejahtera yang meluas akibat berkelanjutannya krisis yang timbal balik dengan sektor keamanan, melalui suatu strategi pendekatan ekonomi mandiri diupayakan untuk diatasi. Mengintegrasikan seluruh potensi bangsa yang ada serta menformulasikan dan mengimplementasikan ke dalam suatu infrastruktur yang tepat, akan secara cepat menyerap dan mengakomodasi distorsi kesejahteraan.
Dengan fakta bahwa sampai saat ini, ancaman keamanan yang timbul dalam sektor perekonomian tetap berlangsung. Sementara bentuk penanganan krisis yang langsung menyentuh hajat hidup masyarakat adalah menyejahterakan masyarakat melalui menghidupkan sektor perekonomian. Maka skala prioritas implementasi strategi mengatasi krisis ekonomi haruslah ditempatkan secara bersamaan dan simultan, sehingga hasil yang dicapai adalah keseimbangan antara pencapaian aspek keamanan dan kesejahteraan.
Melalui pendekatan ini, maka kesatuan visi yang akan memperkuat visi kebangsaan, serta distribusi kesejahteraan yang merupakan wujud sila kelima Pancasila, sekaligus memberi tempat kepada hak-hak individu untuk memperoleh kehidupan serta penghidupan yang layak, akan melahirkan suatu masyarakat yang berdemokrasi dan saling menghormati hak-hak asasi manusia. Suatu masyarakat yang berdemokrasi secara benar, haruslah tumbuh dari suatu infrastuktur masyarakat sejahtera. Citra yang akan diwujudkan tersebut dapat digambarkan melalui matriks sebagai berikut:
Dengan implementasi simultan secara seimbang yang berkelanjutan kedua strategi di atas, maka dalam kenyataan hidup berbangsa dan bernegara, gambaran kesejahteraan dan keamanan nasional akan mencerminkan gambaran Ketahanan Nasional. Dimana “core values” bangsa Indonesia dapat bermanifestasi secara nyata dan utuh dalam semangat kebangsaan sebagai esensi Wawasan Nusantara. []
Baca: Strategi Mewujudkan Kemandirian Ekonomi Dengan Pemberdayaan (3)
Editor: Romandhon