Budaya / SeniCerpen

Untuk siapa, Wahai Rindu – Kisah Pramudhita Mega Maharani

NUSANTARANEWS.CO – Langit masih biru, tatkala angin mulai berhembus pelan. Dedaunan hanya berayun lembut, tak pernah mengeluh, pun saat ia harus menyusul untuk bertebaran.

Aku belum ingin melepas syahdunya alam yang sedang aku nikmati. Aku ingin membuka mataku, namun aku sedang menunggu seseorang yang akan membuat mataku tertarik untuk segera terbuka.

Dulu, aku sempat menganggapnya seorang yang gila. Ya, aku fikir telah terguncang jiwanya, oleh pujaan hati, atau bahkan buah hatinya? Ia membuatku semakin tertarik. Aku semakin tertarik untuk senantiasa menantinya. Kuhafalkan hari, jam, waktu dimana ia akan lewat dan bersenandung melewati halaman rumah.

Kini aku telah fasih, aku hanya berayun pelan di ayunan halaman rumah, dan dengan feeling aku berkata dalam hati, ia akan lewat. Benar saja, aku telah menjawab salamnya kali ini, singkat kurasa, hanya dalam sekali ucap, ia sudah melintas dengan cepat, membawa kebahagiaan di bagian belakang sepeda tuanya.

Baca Juga:  G-Production X Kece Entertainment Mengajak Anda ke Dunia "Curhat Bernada: Kenangan Abadi"

Seperti pengawet makanan, ia membuatku ingin melakukannya lagi dan lagi. Dan tentu saja, aku melakukannya, selalu. Bak tergesek di kaca, hatiku merasa ngilu, aku tidak tau, apakah aku harus merasa kasihan padanya? Simpatiku bermunculan, kejahatanku terngiang-ngiang.

Hingga suatu hari, aku tak menemukannya melewati halaman rumah. Aku gelisah, salam siapa yang harus kujawab? Aku menunggu. Terus menunggu. Baiklah, cahaya senja menyeretku untuk segera masuk rumah. Tetapi, hasratku ingin untuk tetap tinggal. Lalu, apakah angin akan marah dan segera menyentakku dengan gigitan dingin?

Hari berganti. Aku akan menunggunya lebih awal, aku akan marah jika saja ia tidak lagi lewat di depanku, tak menebar salam untuk kujawab, aku akan…menunggunya. ‘takk’ sebutir belimbing berukuran sedang menyadarkan andaiku. Aku telah selesai menjawab salam darinya. Bodoh. Kenapa aku harus sebahagia ini?

Satu, dua, tiga, empat, dan seterusnya aku selalu melakukan hal yang sma. Menunggu, lalu segera melamun. Sungguh, aku selalu memikirkan, siapa yang tega membiarkan ia bekerja hingga waktu senja, hingga usia senja. Siapa? Katakan padaku!

Baca Juga:  G-Production X Kece Entertainment Mengajak Anda ke Dunia "Curhat Bernada: Kenangan Abadi"

Beberapa hari ini, aku tak melakukan rutinitas, aku terlalu sibuk dengan tugas sekolah, hingga pulang ke rumah selepas waktu maghrib. Tentu saja, aku tak dapat menjawab salam itu.

Untuk menebus waktu beberapa hari ini, aku akan menunggunya lebih awal lagi. Sungguh, aku kini sudah berayun dengan cepat, aku tak sabar ingin tersenyum saat menjawab salamnya.

Pohon-pohon mulai kering, belimbing pun tak mau berbuah. Ikan menggelepar pelan di lumpur sungai yang mulai mengering, semakin pelan, hingga ia tak menggelepar lagi.

Hatiku pun menggelepar, menanti sang penebar salam. Sang pemuas jiwaku yang hampa. Pemuas rasa rinduku. Sungguh, ini terlalu lama untuk sebuah penantian. Gelisah melandaku, bahkan aku ingin mencari kata lain yang dapat menggambarkan rasa di hatiku, lebih dari gelisah. Aku tak dapat, bahkan hanya mendengar ringkikan sepedanya pun tak bisa.

Kemana kakek tua itu? Kemana dirimu yang biasanya setia menaiki sepeda tua yang sudah mulai meringkik penuh karat? Kemana dirimu yang senatiasa membawa sekarung rumput liar yang berat? Kemana salammu yang biasanya menyatu dengan belai angin senja yang lembut? Kemana dirimu wahai sang penebar salam?

Baca Juga:  G-Production X Kece Entertainment Mengajak Anda ke Dunia "Curhat Bernada: Kenangan Abadi"

Aku hanya ingin senantiasa berucap, Wa’alaikumussalam .

 

Pramudhita Mega Maharani, Lahir Bantul, 19 Oktober 1999. Memiliki hobi Membaca, menulis, menggambar, berenang, badminton. Siswi kelas XII IPA4 SMAN 2 Banguntapan, Bantul, Yogyakarta. Email : [email protected]

__________________________________

Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi*) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resinsi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected] atau [email protected].

Related Posts

No Content Available