Lintas Nusa

Ungkapan Hati Putra Papua Untuk TNI Ini Dulang Simpati Publik

NUSANTARANEWS.CO – Sebuah cacatan kecil dari sosok bernama Jhon Kogoya yakni orang asli Papua tentang aksi heroik anggota TNI saat melakukan pembebasan sandera di dua desa, Banti dan Kimbely, di Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Jumat (17/11) berhasil menggetarkan warganet.

Dalam tulisan singkatnya, Jhon Kogoya mengaku tak bisa menutup-nutupi kekagumannya atas perjuangan TNI di Papua tersebut. Ungkapan hati putra Papua untuk TNI ini pun, kemudian menarik perhatian netizen di dunia maya.

Jhon Kogoya saakan ingin menyampaikan bahwa ucapan dan rasa terima kasih rakyat Indonesia patut disematkan kepada TNI yang telah membuktikan ketulusan dan kecintaannya pada NKRI. Ini menyusul pasca pembebasan, sebanyak lima perwira pimpinan operasi di Papua menolak secara halus kenaikkan pangkat untuk mereka. Prinsip TNI yakni ‘mengutamakan karya dari pada kata’ benar-benar mengetuk hati kecil Jhon Kogoya untuk membuat sebuah catatan singkat.

Sebelumnya, tahun 2016 silam, catatan kecil Jhon Kogoya tentang tanah Papua juga pernah mendulang simpatik publik tanah air. Kali ini dirinya kembali membuat surat kecil untuk TNI sebagai bentuk refleksinya sekaligus rasa bahagianya karena ratusan warga Papua yang disandera selama lebih tiga pekan berhasil dibebaskan. Berikut isi ungkapan hati Jhon Kogoya, putra asli Papua untuk TNI:

Baca Juga:  Mengawal Pembangunan: Musrenbangcam 2024 Kecamatan Pragaan dengan Tagline 'Pragaan Gembira'

Hai Putra-putri Nusantara….

mungkin Saya bukan siapa-siapa bagi Bangsa dan Negara ini apalagi menyimak sikap patriotik Bangsa Indonesia. 5 orang Prajurit muda pasukan khusus TNI menolak menerima kenaikan pangkat setelah berhasil melaksanakan tugas spektakuler pembebasan Sandra yang belum tentu ada pasukan khusus lain dari belahan dunia manapun yang mampu berbuat hal yang sama.  “Keberhasilan dalam Tugas adalah milik anak buah tapi kegagalan adalah sepenuhnya tanggungkanlah Pimpinan”. Terus terang Saya malu sama kalian Saudaraku, Saya malu karena Saya belum berbuat sekecil apapun demi Bangsa dan Negaraku.

Disaat orang-orang di Republik ini sedang gencar-gencarnya berebut kekuasaan, pangkat, jabatan dan kedudukan, tidak peduli harus mengorbankan rakyat dan kedaulatan bangsa dan negara, yg penting tujuannya tercapai.

Lihatlah penomena Pilkada di Papua dan di daerah lain di seluruh Nusantara, untuk mengejar kursi jabatan rakyat yang harus berperang, saling bunuh, saling bantai, saling makan Saudara sendiri, menghancurkan dan meluluh lantakkan fasilitas umum, fasilitas Negara, rumah rakyat dibakar dan lain-lain. Sementara itu para pemburu kekuasaan sedang bereforia dengan harta yang dirampas dari rakyat dan negara. Berpoya-poya di tempat gemerlap, melancong ke luar Negri, berjalan dengan sombong dan pongah, makan di restoran elite, menginap di hotel berbintang, mengendarai mobil mewah, naik pesawat harus kelas bisnis.

Tapi apa kabar dengan Rakyatnya? Berapa persen rakyat yang belum bisa baca tulis? Berapa banya orang Yang belum berbusana kain? Berapa persen warga yang belum hidup di pemukiman yang layak? Berapa banyak warga yang belum mendapatkan pelayanan kesehatan? Bagaimana nasib generasi muda yang tidak dapat akses pendidikan yang layak.

Tapi lihatlah haiiiii Putra-Putri Nusantara…. lihatlah Kesatriaku, Kesatria Bangsaku… 5 Orang Perwira muda Pasukan khusus TNI berjuang mengabdi demi keutuhan dan Kedaulatan Bangsa dan Negaranya, demi kemanusiaan dan rakyatnya yang tertindas. Tidak mengejar pangkat dan jabatan, tidak butuh disanjung dan dipuja, tidak minta fasilitas hotel mewah dan lain-lain. Dia memilih tidur dihutan menerobos belantara, menyibak gelapnya malam, merambat mendekati sasaran, menahan lapar lelah dan peluh demi rakyatnya yang tertindas, demi kemanusiaan dan demi Kedaulatan bangsa dan Negaranya.

Hai Patriot Bangsaku… Hai Kesatriaku… Aku tidak mengenal kalian dan kalianpun tidak pernah mengenal aku, yang pasti aku tahu bahwa warna kulitmu beda dengan warna kulitku, rambutmu beda dengan keriting rambutku. Tapi darahmu semerah darahku, jiwamu seputih jiwaku, Kita semua adalah Merah Putih.

Kawanku… Engkau adalah milikku dan akupun milikmu. Engkau adalah Kesatriaku… Aku tahu engkau banyak dilecehkan orang, dicibir orang, engkau dibilang makan tidur tampa kerja. Bahkan engkau dianggap tidak dibutuhkan di Negri ini, TNI dibubarkan saja karena Negara tidak butuh TNI, banyak kok Negara yang tidak punya Tentara, itu kata-kata sinis dari mereka para penghianat-penghianat Bangsa, para linta-linta darat penghisap darah rakyat. Mereka mengatakan bahwa kalian bersandiwara, main sinetron, rekayasa dll.

Tapiii engkau tetap Patiotku, Engkau tidak perlu dikenal dari identitas Tapi dunia telah mengenal sikap prilaku dan Pengabdianmu…

Jayalah TNI … Jayalah NKRI….

By Jhon Kogoya

Baca Juga:  Jelang Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres 2024, Khofifah Optimis Prabowo-Gibran Menang

Editor: Romandhon

Related Posts

1 of 2