Mancanegara

UNAMA: 10.453 Ribu Warga Sipil Afghanistan Tewas Sepanjang Tahun 2017

NUSANTARANEWS.CO – Misi Bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa di Afghanistan (UNAMA) merilis sebuah laporan yang menyebutkan lebih dari 10.000 warga sipil menjadi korban dalam perang Afghanistan sepanjang tahun 2017. UNAMA melaporkan dari 10.000 korban tersebut 3.430 warga sipil tewas dan 7.015 lainnya luka-luka. Dengan kata lain, korban berjumlah sebanyak 10.453 orang yang kesemuanya warga sipil.

Laporan mengejutkan ini dikeluarkan UNAMA dan Kantor Hak Asasi Manusia PBB. Angka tersebut menunjukkan penurunan 9 persen dibandingkan tahun 2016 silam. Namun, laporan tersebut menyoroti tingginya jumlah korban akibat bom bunuh diri dan serangan lainnya dengan menggunakan alat peledak improvisasi.

“Statistik mengerikan dalam laporan ini memberikan suatu data yang dapat dipercaya dalam hal dampak perang,” ujar Perwakilan Khusus Sekretaris Jenderal untuk Afghanistan Tadamichi Yamamoto dikutip lama resmi UNAMA.

Baca juga:
Al-Qaeda dan 16 Tahun Perang Afghanistan
Strategi Baru Amerika Serikat di Afghanistan
Afghanistan Negeri Kaya yang Menjadi Rebutan AS dan Cina

Baca Juga:  Amerika Memancing Iran untuk Melakukan Perang Nuklir 'Terbatas'?

Yamamoto mengungkapkan, penyebab utama korban warga sipil berjatuhan di Afghanistan ialah akibat serangan bom bunuh diri, serangan yang menggunakan alat peledak, serta keterlibatan langsung elemen anti pemerintah dan pasukan pro pemerintah.

Tak hanya itu, laporan UNAMA juga menyebutkan hampir dua per tiga dari seluruh korban (65 persen) disebabkan serangan dari kelompok anti pemerintah, 42 persen kelompok Taliban dan 10 persen ISIS (Islamic State Khorasan Province), dan 13 persen lainnya dari unsur kelompok anti pemerintah yang belum dikenal identitasnya.

Sementara, seperlima korban sipil diakibatkan serangan dari pasukan pro pemerintah (16 persen), yang dikaitkan dengan pasukan keamanan nasional Afghanistan.

Baca juga:
Tahun 2018, AS Kembali Kerahkan Ribuan Tentaranya ke Afghanistan
AS Ingin Berdamai Dengan Taliban
Terjepit Rusia dan China, AS Merajut Damai Dengan Taliban

Namun sayangnya, laporan UNAMA menyebutkan hanya 2 persen kematian warga sipil disebabkan serangan dari pasukan militer internasional yang bercokol di Afghanistan sejak 16 tahun terakhir. Padahal, seperti diketahui, kelompok anti pemerintah seperti Taliban melakukan perlawanan karena mereka merasa dijajah pasukan asing sejak tahun 2001 silam. Satu persen lainnya korban berjatuhan diakibatkan serangan pasukan pro pemerintah yang belum diketahui identitasnya.

Baca Juga:  Rezim Kiev Terus Mempromosikan Teror Nuklir

Seperti diketahui, Amerika Serikat saat ini sedikitnya telah menempatkan 14.000 pasukannya di Afghanistan. Dan dalam waktu dekat, 1.000 penasihat militer kembali akan dikerahkan menyusul semakin mematikannya serangan Taliban akhir-akhir ini. Dalam rencana terbaru operasi militer AS di Afghanistan, Pentagon akan kembali meminta keterlibatan NATO secara aktif. (red)

Baca juga: Shaista Waiz, Pilot Sipil Wanita Pertama Afghanistan

Editor: Eriec Dieda

Related Posts

1 of 2