MancanegaraTerbaru

Uji Coba Rudal dan Nuklir Korea Utara Pada 2017

NUSANTARANEWS.CO – Korea Utara diisukan kembali akan meluncurkan peluru kendali jarak jauh miliknya dalam waktu dekat. Pyongyang dinilai memang sengaja memanasi Amerika Serikat dan negara sekutu dengan melakukan uji coba rudal balistik dan senjata nuklir sembari memamerkan kekuatan pertahanan.

Di samping itu, Korea Utara juga tampaknya memang masih menaruh dendam dan sakit hati dalam Perang Korea pada 25 Juni 1950 sampai 27 Juli 1953 silam. Korea Utara gagal menaklukkan negara tetangganya Korea Selatan pada Juni 1950. Dua hari pasca invasi Korea Utara, Presiden AS Harry S. Truman memerintahkan angkatan udara dan laut AS untuk membantu rezim Korea Selatan.

Singkatnya, perang ini lalu mengundang keterlibatan negara selain AS di antaranya Kanada, Australia, dan Britania Raya. Namun, Perang Korea diketahui berakhir dengan gencatan senjata pada 27 Juli 1953. Dan sejak saat itu sampai sekarang, secara teknis, Korea Utara dan Korea Selatan masih berperang karena belum adanya perjanjian damai.

Baca Juga:  Gelar Rakorwil, NasDem Bidik Menang Tebal Khofifah-Emil di Pilgub Jatim

Korea Utara masih dendam. Dan terus membangun kekuatannya di sektor pertahanan. Yang paling heboh adalah kepemilikan Korea Utara atas rudal balistik dan senjata nuklir. Sejauh ini, redaksi mencatat Korea Utara telah melakukan beberapa kali uji coba rudal balistik dan senjata nuklirnya.

Pertama, 11 Februari. Rudal balistik jarak menengah Pukguksong-2 (KN 15) diluncurkan ke LAut Jepang dan menempuh jarak 310 mil.

Kedua, 6 Maret. Lima rudal balet Scud-er jarak menengah diluncurkan ke Laut Jepang dengan empat di antaranya menempuh jarak lebih dari 600 mil.

Ketiga, 21 Maret. Rudal diluncurkan via mobil meledak beberapa saat setelah uji coba peluncuran gagal.

Keempat, 4 April. Uji coba rudal balistik jarak menengah KN-17 yang ditembakkan ke Laut Jepang menempuh jarak 34 mil setelah berputar-putar di luar kendali.

Kelima, 15 April. Rudal KN-17 meledak dini setelah lepas landas.

Keenam, 28 April. Rudal KN-17 hanya menempuh jarak 21 mil sebelum meledak di udara.

Baca Juga:  DPRD Sumenep Bentuk 4 Komisi untuk Perkuat Kebijakan Pro Rakyat

Ketujuh, 14 Mei. Rudal, yang diyakini jenis KN-17 terbang sekitar 480 mil sebelum terjun bebas ke Laut Jepang.

Kedelapan, 21 Mei. Uji coba KN-17 lainnya dengan proyektil yang meluncur lebih dari 300 mil ke Laut Jepang lagi.

Kesembilan, 29 Mei. Sebuah rudal balistik jarak pendek diluncurkan selama enam menit sebelum akhirnya terjun ke laut.

Kesembilan, 8 Juni. Rudal anti-kapal ditembakkan ke Laut Jepang.

Kesepuluh, 4 Juli. Korea utara menguji rudal balistik antar-benua (ICBM) pertamanya yang dinamai Hwasong-14 yang terbang menuju Laut Jepang setelah menempuh perjalanan sekitar 580 mil.

Kesebelas, 28 Juli; ICBM lainnya diuji coba, terbang 621 mil selama 45 menit setelah ditembakkan Pyongyang dan akhirnya terjun ke kawasan laut ZEE Jepang.

Keduabelas, 26 Agustus. Tiga rudal balistik jarak pendek diuji coba Korea Utara. Dua di antaranya meledak dini dan satu rudal lainnya gagal terbang.

Ketigabelas, 29 Agustus. Korea Utara menembakkan KN-17 ke utara Jepang yang memicu evakuasi dan sirene di kota-kota Jepang. Rudal balistik ini menempuh 1.667 mil sebelum akhirnya terjun ke Laut Samudera Pasifik.

Baca Juga:  Pemkab Nunukan Falisitasi UKW Bagi 19 Jurnalis

Keempatbelas, 3 September. Pyongyang melakukan uji coba senjata nuklir keenam dan mengklaim itu adalah bom hidrogen. Uji coba ini mendadak memicu gempa bumi berkekuatan 6,3 skala richter. Padar ahli bersepakat bahwa bom hidrogen ini delapan kali lebih kuat daripada bom yang dijatuhkan AS di Hiroshima pada tahun 1945 silam.

Kelimabelas, 15 September. Rudal balistik Korea Utara ditembakkan ke utara Jepang dan kali ini terbang sejauh 2.300 mil sebelum terjun ke Laut Samudera Pasifik.

(Editor: Eriec Dieda/NusantaraNews)

Related Posts

1 of 20