NUSANTARANEWS.CO, Brussel – Pada hari Jumat, Jerman dan Italia telah mengizinkan kepada perusahaan mereka bahwa mereka dapat membuka rekening rubel untuk membeli gas Rusia sesuai dengan permintaan Presiden Rusia Vladimir Putin, lansir oilprice.com
Seperti diketahui, sebagai balasan terhadap sanksi Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa Rusia – Presiden Vladimir Putin tetap berkomitmen memasok gas sesuai dengan volume dan harga yang ditentukan dalam kontrak yang telah ditandatangani sebelumnya. Karena negara-negara AS dan Barat telah mempersulit Rusia untuk berdagang dalam dolar, euro, dan pound – maka tidak ada pilihan lain bagi Rusia selain menggunakan rubel dalam perdagangan energi tersebut.
Putin mengumumkan perubahan kewajiban pembayaran tersebut pada 23 Maret terhadap 48 negara yang dinilai tidak bersahabat. Rusia meminta perusahaan membuka dua rekening di Gazprombank; satu dalam euro atau dolar AS dan satu lagi dalam rubel – di mana pembeli akan menyetor pembayaran ke satu akun dalam dolar AS atau euro, dan kemudian secara otomatis dikonversi ke rubel tanpa keterlibatan Bank Rusia.
Langkah bermoral Putin tersebut, sangat jauh berbeda dengan kelakuan “setan” AS dan Barat ketika memusuhi sebuah negara yang tidak sejalan dengan kepentingan mereka. Lihat saja Kuba, Yugoslavia, Venezuela, Iran, Suriah, Yaman, Libya, Korea Utara, dan seterusnya – bisa di bom seenaknya, atau diembargo hingga mati kelaparan. Bahkan mungkin termasuk Indonesia bila waktu itu Presiden Suharto tidak mundur sebagai negarawan sejati.
Kembali ke masalah gas Rusia, pada minggu lalu, 20 perusahaan di UE dilaporkan telah membuka rekening di Gazprombank, sementara 14 lainnya telah meminta dokumen yang diperlukan untuk membuka rekening. VNG Jerman sendiri telah membuka rekening di Gazprombank.
Dengan adanya “lampu hijau” dari Uni Eropa diharapkan akan semakin banyak perusahaan yang mengajukan dokumen untuk membuka rekening rubel.
Sejauh ini, Bulgaria, Finlandia, dan Polandia telah menolak untuk membayar dengan rekening rubel. Rusia pun telah memutus pasokan ke Bulgaria dan Polandia, serta akan memutus pasokan gas ke Finlandia pada hari Sabtu. (Agus Setiawan)