Berita UtamaMancanegaraOpiniTerbaru

Turki Usir Kelompok Oposisi Suriah dan Melepaskan Dukungannya

Turki usir kelompok oposisi Suriah dan melepaskan dukungannya.
Turki usir kelompok oposisi Suriah dan melepaskan dukungannya/Tasnim News,

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Pasca KTT Trilateral Ruisa, Iran, dan Turki di Teheran pada akhir Juli lalu telah membawa perubahan bagi hubungan ketiga negara dan  kawasan regional Timur Tengah pada umumnya.

Salah satu kesepakatan yang dicapai adalah menjaga stabilitas kawasan dan dukungan pemulihan integritas teritorial kedaulatan Suriah – dimana Presiden Bashar Al-Assad sendiri telah bersumpah akan merebut kembali seluruh wilayahnya yang kini masih diduduki oleh kolaborasi militer Amerika Serikat (AS)-NATO-teroris.

Dalam langkah terbaru percepatan pemulihan kedaulatan teritorial Republik Arab Suriah, baru-baru ini Ankara dilaporkan telah meminta koalisi oposisi Suriah untuk meninggalkan Turki,

Mengutip kantor berita Tasnim News, dalam sebuah pertemuan antara pejabat Turki dan Pemimpin koalisi oposisi anti-Assad minggu lalu – pejabat Turki menjelaskan bahwa Ankara bertekad akan membangun kembali hubungannya dengan Suriah. Kantor Berita juga melaporkan bahwa pasukan oposisi Suriah harus menerima kenyataan dan mencari negara lain untuk basis mereka menghentikan semua aktivitas politik dan media mereka di Turki.

Baca Juga:  Mengawal Pembangunan: Musrenbangcam 2024 Kecamatan Pragaan dengan Tagline 'Pragaan Gembira'

Sementara itu, kelompok oposisi yang marah karena pengusiran tersebut mulai mengkritik dengan keras pemerintah Ankara dalam beberapa minggu terakhir.

Sejauh ini, isu pengungsi Suriah di Turki telah menjadi pusat perhatian politik yang besar bagi Erdogan. Tekanan sosial, ekonomi, dan politik telah meningkat di Turki untuk mengusir sejumlah besar pengungsi Suriah di negara itu.

Badan pengungsi PBB melaporkan bahwa ada jutaan pengusngi dimana sebagian yang berafiliasi dengan kelompok oposisi mungkin tidak setuju untuk kembali ke Suriah.

Terlepas dari itu semua, kebijakan Turki untuk membangun kembali hubungan damai dengan Suriah tentu akan berdampak besar terhadap faksi-faksi pemberontak bersenjata yang selama ini didanai oleh Ankara. Beberapa kelompok ini mungkin akan bubar, tetapi yang lain kemungkinan akan tetap berperang atau melakukan gerakan bawah tanah.

Sebagai informasi, Turki selama ini telah mendukung para pemberontak atau kelompok teroris di Idlib. Akibat dari pemutusan hubungan ini tentu akan menciptakan ketidakpastian bagi hampir 3,4 juta warga sipil dan pengungsi yang tinggal di provinsi tersebut.

Baca Juga:  Dewan Kerja Sama Teluk Dukung Penuh Kedaulatan Maroko atas Sahara

Sementara itu, Presiden Erdogan sendiri sangat menginginkan kemenangan dalam pemilu 2023 mendatang dan sangat berkepentingan untuk memulihkan ekonomi negaranya yang terpuruk akibat terlibat mendukung pemberontak Suriah selama ini.

KTT Trilateral Teheran tampaknya telah membuka pintu perdamaian bagi Turki-Suriah dan sekaligus membuka cakrawala baru bagi perkembangan politik di kawasan Timur Tengah. (Agus Setiawan)

Related Posts

1 of 28