NUSANTARANEWS.CO, Ankara – Keberpihakan Turki kepada Amerika Serikat dan Uni Eropa dalam konflik bersenjata di Suriah semakin tampak. Terkait serangan senjata kimia di Douma, Kementerian Luar Negeri Turki menuduh pemerintahan Bashar Al-Assad sebagai pelakunya.
“Kami mengutuk serangan tersebut dan kami curiga itu dilakukan oleh rezim (Bashar Al-Assad), di mana catatan penggunaan senjata kimia mereka telah diketahui oleh masyarakat internasional,” ujar Kementerian Luar Negri Turki dalam sebuah pernyataan sebagaimana dikutip Spunik, Senin (9/4/2018).
Baca juga: Tentara Pemerintah Suriah Menemukan Kuburan Masal di Ghouta Timur
Adapun pihak yang melaporkan adanya serangan senjata kimia di Douma adalah beberapa LSM dan organisasi non pemerintahan, termasuk relawan White Helmets. Mereka menuduh Rusia dan Iran di balik serangan tersebut meski tanpa memperlihatkan bukti. White Helmets dan beberapa LSM lainnya telah dipandang pemerintah Suriah, Rusia dan Iran sebagai organisasi yang memiliki hubungan dekat dengan kelompok-kelompok teroris, bahkan mengevakuasi teroris selama perang Suriah. White Helmets juga diketahui menggarap proyek-proyek kemanusiaan Dewan Keamanan PBB, Eropa dan AS. Menurut beberapa sumber, White Helmets didanai AS, Inggris dan negara-negara barat lainnya.
Terlepas dari itu, Kementerian Luar Negeri Turki menuduh Presiden Bashar Al-Assad telah mengabaikan resolusi DK PBB terkait penggunaan senjata kimia untuk kesekian kalinya. Namun sayangnya serangan senjata kimia tersebut masih sebatas isu dan belum ada pembuktian, sehingga patut diduga ini menjadi alat propaganda barat untuk kembali terlibat secara militer di Suriah dengan tujuan menggulingkan pemerintahan Al-Assad.
Baca juga: Rusia Ungkap Cara AS Gunakan Senjata Kimia di Suriah
Presiden AS Donald Trump sendiri melalui akun Twitter miliknya juga menuduh Rusia dan Iran mendukung Presiden Suriah Bashar Assad melancarkan serangan kimia tersebut di Douma. Trump bahkan mengatakan AS akan mengambil tindakan tegas terhadap Damaskus atas insiden nahas tersebut. Artinya, ada kemungkinan AS akan kembali meluncurkan tindakan militer terhadap pemerintahan Bashar Al-Assad.
Ambil contoh misalnya tahun lalu AS meluncurkan 59 rudal jelajah Tomahawk di lapangan udara militer Suriah di Ash Sha’irat menyusul laporan palsu soal serangan senjata kimia di desa Suriah Khan Shaykhun. Laporan palsu tersebut dijadikan rujukan AS dalam mengambil keputusan tindakan militer, bahkan hingga kini tidak terbukti dan tanpa pertanggung jawaban. Dan celakanya, serangan rudal tersebut merenggut nyawa warga sipil sebanyak 80 orang dan melukai 200 lainnya. (red)
Editor: Eriec Dieda