NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Pernyataan mengejutkan Ketua Umum PB PMII Aminudin Ma’ruf saat pembukaan Kongres Nasional ke-XIX PB PMII di Masjid Agung Darussalam, Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (16/5/2017) mendulang kecaman dari publik tanah air. Di mana dirinya menuding Palu sebagai tanah pusat gerakan radikal dan penentang NKRI.
Menanggapi hal itu, Miftahul Aziz selaku alumni PMII turut angkat bicara ihwal statemen tajam Ketum PB PMII tersebut. Dirinya menilai bahwa apa yang dilontarkan Amin adalah hal yang sangat tidak etis dan kontradiktif.
“Menurut saya tidak etis Sahabat Aminudin Ma’ruf, Ketum PB PMII menyebut Palu sebagai tanah pusat Gerakan Islam Radikal dan Menentang NKRI. Setahu saya Sulteng terlebih Palu adalah pusat berbagai Kebudayaan apalagi kalau kita melihat Visi Pemerintahan kota Palu sekarang ‘Palu Kota Jasa Berbudaya serta Beradat Dilandasi Iman dan Taqwa’,” ujar Miftahul Aziz, Selasa (16/5/2017).
Berita Terkait:
Zastrow El Ngatawi Kritik Buruknya Komunikasi Ketum PB PMII
Karena dianggap telah melukai hati publik Palu, Aziz menyarankan kepada Aminudin Ma’ruf untuk meminta maaf dan meralat statemennya tersebut. Menurutnya itu penting untuk menjaga marwah PMII.
“Ketum PB PMII baiknya memohon maaf dan meralat apa yang sudah disampaikan. Hal tersebut akan sangat arif dan menunjukkan citra diri kader PMII,” sambung dia.
Sebagai informasi, sebelumnya Aminudin Ma’ruf menyebut bahwa di wilayah Palu, Tanah Tadulako banyak gerakan radikal.
“Pak presiden kami sengaja laksanakan kongres di Tanah Tadolaku bertema meneguhkan konsensus bernegara untuk Indonesia berkeadaban. Tanah ini pusat radikal Islam, di tanah ini pusat dari gerakan menentang NKRI, PMII sengaja membuat tanah ini untuk membuktikan jika PMII tidak sejengkal untuk mereka yang mau mengubah Pancasila dan mengancam NKRI kami tidak mundur. Sebelum kami maju ada Pak Tito yang maju duluan, ada kakak Banser, kalau Pak Tito sudah kalah baru PMII maju,” ujar Aminudin.
Pewarta/Editor: Romandhon