Peristiwa

Tuai Banyak Kecaman, Ketum PMII Minta Maaf

NUSANTARANEWS.CO, Palu – Ketua Umum (Ketum) PB PMII Aminuddin Ma’ruf akhirnya gelar jumpa pers untuk sampaikan permintaan maaf kepada Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng) dan rakyat Palu. Permintaan maaf ini merupakan buntut dari statemen mengejutkan Amin saat sambutan Kongres XIX PMII dengan menuding Sulteng sebagai tanah pusat gerakan radikal dan penentang NKRI.

Pernyataan Aminudin tersebut sontak viral dan menuai banyak kecaman dari publik tanah air, khususnya masyarakat Sulteng. Berdasarkan laporan dari arena Kongres PMII di Palu, Rabu (17/5/2017), pada jam tiga sore waktu setempat, Amin bersama rombongan melakukan silatrurrahim dengan Gubernur Sulteng.

Jam 17.00, mereka menemui Ketua Utama Alkhairaat HS. Saggaf Aljufrie, dan mengklarifikasi duduk persoalan terhadap sambutan Ketum PB PMII sekaligus meminta maaf.

Setelah itu, pukul 18.00, Aminudin Ma’ruf menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Sulteng yang disaksikan sekitar 500 orang. Selain itu, Amin juga mendatangi ketua adat Tanah Kaili di Kota Palu.

Baca Juga:  Banyaknya Hoax Gempa Tuban, Ini Pesan Khofifah

Berita Terkait:

Tuding Palu Pusat Gerakan Radikal, Ketum PB PMII Didesak Minta Maaf
Zastrow Al Ngatawi Kritik Buruknya Komunikasi Ketum PB PMII
Tak Ajak Cak Imin Naik Panggung, Ketum PB PMII Dikecam Senior

Hal ini dibenarkan oleh Gubernur Sulteng Longki Djanggola dalam siaran pers. Longki mengatakan bahwa Ketum PB PMII telah menyampaikan permohonan maaf atas statemennya yang melukai publik Palu.

“Ya, mereka datang dan meminta maaf atas ucapan tersebut. Sebagai gubernur, sekaligus orang tua di daerah ini dan tokoh adat di lingkungan masyarakat Kaili, saya tentu memaafkan mereka,” kata Gubernur Longki, Rabu (17/5/2017) di rumah kediamannya di Palu.

Dirinya juga menyarankan agar Amin untuk meminta maaf secara langsung kepada masyarakat Sulteng melalui media. Menurutnya, kalau yang dimaksudkan Aminuddin sebagai pusat kegiatan radikal Islam adalah aktivitas pimpinan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Santoso yang sudah meninggal, lanjutnya, itu hanya ada di sebagian wilayah Poso saja. Lalu soal tudingan menjadi pusat kegiatan menentang NKRI, itu juga sangat tidak berdasar sebab tidak pernah ada kegiatan menentang NKRI di Sulteng.

Baca Juga:  Pemkab Nunukan dan Unhas Makassar Tandatangani MoU

Pewarta/Editor: Romandhon

 

Related Posts

1 of 21