Berita UtamaEkonomiMancanegara

Trump Koreksi WTO, Para Menteri APEC Tolak Proteksionisme

NUSANTARANEWS.CO – Setelah lebih dari 2 hari pasca rampungnya KTT Kerja Sama Asia Pasifik (APEC), para menteri dari negara anggota tersebut merilis sebuah pernyataan yang menentang proteksionisme dalam perdagangan.

Pernyataan yang dirilis pada hari Sabtu (11/11/2017) pagi itu menyerukan kepada para anggota untuk melawan proteksionisme, termasuk bentuk praktik perdagangan apapun yang tidak adil.

Para pejabat dari negara-negara anggota melanjutkan negosiasi meski pertemuan tingkat menteri sudah berakhir.

Tetapi pernyataan tersebut tidak menyebutkan dukungan bagi perdagangan multilateral, yang disebutkan pada pernyataan menteri APEC pada tahun lalu. Perubahan ini nampaknya mencerminkan sikap AS yang berkeras untuk hanya membuat kesepakatan perdagangan bilateral.

Pertemuan menteri Asia Pasifik di Vietnam minggu ini berjanji untuk melawan proteksionisme dan merangkul Organisasi Perdagangan Dunia, dan mengeluarkan sebuah pernyataan sehari setelah Presiden Donald Trump mengkritik WTO karena merugikan kepentingan ekonomi AS.

“Negara-negara telah dikuasai oleh Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), bahkan mereka harus mematuhi prinsip-prinsipnya,” kata Trump dalam sebuah pidato di KTT Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik pada hari Jumat. “Sederhananya, kita belum diperlakukan secara adil oleh Organisasi Perdagangan Dunia tersebut.”

Baca Juga:  Sering Ambrol dan Putus, Kualitas Jembatan dan Penahan Banjir di Lumajang Rendah

Trump juga menyebut WTO sebagai sebuah “bencana” dan mengancam akan menarik diri dari situ. Pada bulan April lalu, Trump memerintahkan peninjauan kembali semua kesepakatan perdagangan AS, termasuk keikutsertaannya dalam WTO – untuk melihat apakah hal tersebut merugikan kepentingan nasional dan harus direvisi atau dihentikan.

Dalam sebuah pidato pada hari Jumat, di depan para pemimpin bisnis APEC bahwa Trump menyatakan bahwa AS tidak akan lagi bergabung dalam kesepakatan multilateral seperti TPP namun akan mencari pola perjanjian bilateral – dan hanya akan dilakukan dengan negara-negara yang tidak mencoba untuk mengeksploitasi Amerika Serikat.

Sebaliknya dalam sebuah pernyataan para menteri yang dikeluarkan pada hari Sabtu, mengatakan bahwa mereka “mengakui pekerjaan WTO dalam mengatur perdagangan internasional yang berbasis peraturan, bebas, terbuka, adil, transparan, dapat diprediksi dan inklusif. Para menteri itu juga berkomitmen untuk bekerja sama memperbaiki fungsi WTO ke depannya. (Banyu)

Related Posts

1 of 10