Puisi BJ. Akid
Bisikan Luka
Sudah beragam kenangan
Kita tinggal di siang yang kehujanan
Pelangi di antara perbatasan siang dan sore
Menguncup di keningmu,
Mewartakan sebuah harkat rindu
Di pertengahan hijau dan semu.
Lalu kita hanya tau berjalan di pelataran kesunyian
Belajar menangkap beberapa cahaya
Sebelum luka benar-benar nyata.
Gubuk reyot, 2018
Tirakat Rindu
Marilah kita ngosipkan lagi
Dedaunan yang ranggas di siang sunyi
Karna hujan-hujan selalu meronta,
Membelah rindu di setiap musim yang menggoda.
Siang di tubuhmu
Adalah getah-getah tangisan sabda
setiapkali aku memandang
Diapun lenyap bersama bayangan.
Pantaskah bilamana dingin menyapa
Dengan sudut malamnya yang berbeda
Karna angin seringkali bertanya
Tentang musim yang menghimpit suasana.
Reguler. 2017
Tirakat Rasa
Barang kali sewaktu-waktu saya akan segera tau
Bahwa kebenjian itu adalah awal menuju rindu
Di mana kekejaman yang ternobatkan
Merupakan perkasa yang membahagiakan
Seperti meniti jembatan
kita tak pernah meragukan
maski kebarangkatan kapal kembali untuk berlayar
dalam pelukan ombak yang di ikhlaskan.
Padang rahana, 2018
BJ. AKID, Lahir Di Pasongsongan Sumenep, Madura, Ia Menulis Puisi Beserta Cerpen. Saat Ini Masih Tercatat Sebagai Santri Pondok Pesantren Annuqayah. Dan Menjadi Ketua Komunitas Laskar Pena PPA Lubtara, Sekaligus Pengamat Litrasi Di Kumunitas Surau Bambu Dan SMK Annuqayah.
Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected]
Baca: 10 Hal Yang Harus Diketahui Sebelum Kirim Tulisan ke Nusantaranews.co