NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Provinsi DKI Jakarta disebutkan bahwa Jakarta setidaknya harus mempunyai empat Intermediate Treatment Facilities (ITF). Nantinya akan digunakan untuk mengelola sampah. Namun hingga saat ini pembangunan baru satu ITF di Sunter Jakarta Utara masih tersendat.
Menurut Kepala Pengelola Unit Sampah Terpadu Dinas Lingkungan DKI Jakarta Asep Suswanto mengatakan, terhambatnya pembangunan ITF karena belum sepakatnya harga listrik dan tipping fee antara pemerintah provinsi dengan pengelola sampah.
“Untuk saat ini kita sedang menyelesaikan hitungan tiping fee, karena memang tiping fee menjadi hal yang krusial,” kata Asep pada Nusantaranews.co, Kamis (3/8/2017).
Menurut Asep walaupun memang target pembangunan ITF itu sebenarnya lebih kepada pengelolaan sampah bukan ke listriknya tapi karena memang tiping fee dan harga listrik menjadi hal yang krusial bagi pembangunan ITF makanya tersendat.
“Ini sedang kita komunikasikan berapa nominal tiping fee yang dapat kita setujui,” ujar Asep.
Kemudian penetapan tiping fee ini, imbuh Asep, juga akan menjadi acuan dalam menentukan besaran tiping fee pada pembangunan tiga ITF lainnya.
Adapun besarannya tipping fee Pemprov DKI Jakarta mengusulkan harga 35 Us Dolar untuk pengelolaan sampah per satu tonnya.
“Kita masih bertahan di angka 35 US dolar pertonnya. Karena memang cukup besar juga alokasi anggaran yang harus kita sediakan untuk pembayaran tiping fee pada saat ITF beroprasi,” katanya.
Asep melanjutkan pembangunan ITF di Sunter ini sudah ada instruksi baik dari Presiden Jokowi, Kementrian, serta Gubernur Djarot untuk segera diselesaikan.
“Kalau bisa diseptember ini sudah bisa mulai down breakingnya jadi semua urusan administrasi, kontrak tiping fee dan segala macam sudah harus selesai di September ini,” jelasnya.
Selanjutnya terkait tiga ITF lainnya, Pemprov akan mulai kita lagi proses lelang diinternal SKPD untuk melelang ITF lainnya. “Mudah mudahan diawal bulan proses lelang ITF-nya bisa selesai,” pungkasnya.
Pewarta: Ucok Al Ayubbi
Editor: Romandhon
