Mancanegara

Tiongkok Memang Tengah Gencar Lakukan Program Deradikalisasi di Xinjiang

uighur, xinjiang, kondisi xinjiang, deradikalisasi, ekstremisme xinjiang, dubes tiongkok, pemerintah tiongkok, nusantaranews
Peta wilayah Xinjiang, RRT. (Foto: The Wall Street Journal)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Kedutaan Besar Republik Rakyat Tiongkok (RRT) membeberkan kondisi di Xinjiang, wilayah yang dihuni etnis Uighur. Pemerintah Cina dikatakan memang tengah gencar melakukan deradikalisasi karena ekstremisme keagamaan telah tubuh dan menyebar luas beberapa tahun terakhir.

“Akibat pengaruh ekstremisme keagamaan internasional, ekstremisme keagamaan telah tumbuh dan menyebar luas di Xinjiang dalam beberapa tahun terakhir ini,” kata juru bicara Kedubes RRT, Xu Hangtian melalui keterangan tertulis yang diterima redaksi, Kamis (20/12/2018).

Xu mengungkapkan, oknum ekstremis dan teroris telah merancang dan melakukan tindakan kekerasan dan teror sebanyak ribuan kali di Tiongkok, termasuk kerusuhan 5 Juli 2009 di Urumqi yang mengakibatkan 197 korban jiwa dan lebih dari 1700 orang teluka. Serangan teror di stasiun kereta api Kunming pada 1 Maret 2014 yang mengakibatkan 31 orang tewas dan 141 orang terluka.

Baca juga: Otoritas Cina Siksa Muslim Uighur, Pemerintah Indonesia Masih Tutup Mata

Selain itu, kata Xu, oknum ekstremis dan teroris juga merancang dan melaksanakan sejumlah tindakan kekerasan dan teror yang mengakibatkan korban jiwa dan kerugian harta benda yang luar biasa. Antara lain serangan kekerasan dan teror di Urumqi pada 22 Mei 2014, di Shanshan pada 26 Juni 2013, di Shache pada 28 Juli 2014, di Baicheng pada 18 September 2015.

Baca Juga:  Keingingan Zelensky Meperoleh Rudal Patriot Sebagai Pengubah Permainan Berikutnya?

“Masyarakat dari berbagai suku di Xinjiang sama-sama merasa marah dan mengecam kejahatan teroris,” katanya.

Lebih lanjut Xu menjelaskan Tiongkok telah mengambil serangkaian langkah deradikalisasi. Di sebagian daerah di Xinjiang, kata dia, sejumlah penduduk masih kurang menguasai bahasa mandarin, kesadaran dan ilmu pengetahuan hukum terbatas, keterampilan kerja mereka pun tidak memadai untuk mendapatkan kerja sehingga sangat rentan akan penghasutan dan instigasi oleh terorisme dan ekstremisme.

“Berdasarkan situasi ini, pemerintah daerah menyediakan program pelatihan dan pendidikan vokasi gratis kepada sebagian orang yang terdampak oleh pemikiran ekstremisme. Konten pelajarannya adalah bahasa mandarin, ilmu pengetahuan hukum, keterampilan kerja dan pendidikan deradikalisasi,” jelas Xu.

Kepercayaan beragama setiap suku di Xinjang termasuk Uighur dilindungi pemerintah dengan lebih baik,” lanjut Xu.

“Kami yakin bahwa jika telah diketahui keadaan nyata Xinjiang, teman-teman Indonesia akan lebih memahami dan mendukung tindakan yang diambil pemerintah Tiongkok untuk memerangi terorisme dan ekstremisme, menjaga stabilitas sosial dan keamanan masyarakat di Xinjiang,” tambah Xu lagi.

Baca Juga:  Amerika Memancing Iran untuk Melakukan Perang Nuklir 'Terbatas'?

(eda/bya)

Editor: Almeiji Santoso

Related Posts

1 of 3,050