NUSANTARANEWS.CO – PT Pertamina (Persero) akan terus menambah jumlah armada tanker milik untuk meningkatkan volume pengangkutan minyak mentah dan bahan bakar minyak (BBM).
Penambahan itu penting mengingat distribusi BBM di Indonesia memiliki jalur paling kompleks di dunia. Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro menjelaskan, penambahan kapal merupakan implementasi shipping excellence yang merupakan bagian dari program marketing and operation excellence . Selama 2016-2017 Pertamina kedatangan delapan unit kapal general purpose (GP) dengan bobot mati 17.500 deadweight tonnage (DWT) yang dikirim oleh tiga galangan kapal nasional. Total investasi pembelian delapan unit kapal tersebut senilai USD200 juta atau sekitar Rp2,6 triliun.
“Kami bisa bangun di dalam negeri, ada di Batam dan Lamongan. Kami harap bisa juga support pengusaha kapal nasional. Saat ini galangan kapal lokal kan baru bisa 17.000 DWT, tapi nanti bisa saja kami pesan untuk 100.000 DWT,” ujar Wianda dalam keterangan tertulis yang diterima, Kamis(24/11/2016).
Menurut Wianda, luasnya area yang harus dijelajahi dan begitu banyaknya pulau yang harus disinggahi membuat Pertamina mengandalkan kapal tanker untuk menyalurkan BBM. “Penambahan kapal tersebut untuk melayani distribusi BBM ke seluruh Indonesia dengan 111 terminal BBM dan jalurdistribusiterkompleksdidunia guna terciptanya keamanan pasokan dan dukungan terhadap daya saing Pertamina di level nasional maupun internasional,” tambahnya.
Hingga September 2016 Pertamina memiliki armada tanker milik berisi 217 kapal, naik 8% atau bertambah 16 kapal dibandingkan periode September 2015 sebanyak 201 kapal. Kapal yang dimiliki Pertamina terdiri atas berbagai jenis. Ada kapal tanker berukuran kecil (small tanker I) dengan bobot mati terendah 1.470 MT hingga terbesar, 3.500 MT. Juga ada small tanker II dengan bobot mati 6.500 MT hingga 6.736 MT dan kapal small purpose dengan bobot mati 15.277-17.780 MT.
Untuk medium range, Pertamina punya kapal dengan bobot mati terendah 29.941 MT dan tertinggi 40.374 MT. Adapun kapal dengan skala large range terbesar berbobot mati 107.538 yang dibuat pada 2009 dan terendah 86.964 MT. “Kami juga memiliki kapal gas carrier ukuran kecil 3.472 MT dan midsize yang berukuran 17.400 MT,” papar Wianda. (Andika)