MancanegaraTerbaru

AS Tingkatkan Sanksi, Korea Utara Malah Mengerahkan Rudal Nuklirnya

NUSANTARANEWS.CO – Pemerintah Amerika Serikat (AS) telah meningkatkan sanksi terhadap Korea Utara (Korut) pada hari Jum’at terhadap sejumlah perusahaan dan kapal yang dituduh melakukan perdagangan gelap. Namun Pyongyang tampaknya tidak peduli, dan terus bergerak maju dengan pengerahan hulu ledak nuklir dan rudal-rudal balistiknya.

Seperti dilansir Koran Rodong Sinmun dalam tajuk beritanya bahwa Korut memiliki rudal balistik antarbenua, rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam, serta bom hidrogen. Seluruh persenjataan nuklir tersebut telah dikerahkan untuk menghadapi segala hal termasuk kemungkinan melakukan serangan nuklir ke AS.

Dalam tajuk tersebut juga ditekankan bahwa penghapusan senjata nuklir Korea Utara lebih bodoh dari pada menunggu keringnya samudera.

Presiden Trump dalam sebuah pidato pada hari Jum’at di Konferensi Aksi Politik Konservatif mengatakan bahwa ini adalah sanksi terberat yang pernah diterapkan terhadap sebuah negara.

Selain itu, Trump juga memperingatkan bahwa jika sanksi tidak berhasil, AS akan pindah ke “fase kedua” guna menghentikan kekuatan nuklir Pyongyang. Dalam konferensi pers di Gedung Putih, Trump mengatakan bahwa fase kedua bisa sangat kasar dan tidak disukai oleh dunia, ungkap Trump tanpa penjelasan lebih jauh.

Baca Juga:  Pramono Anung Apresiasi Pelaksanaan AI & Robotic Innovation Expo 2024

Seperti diketahui, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa telah memberlakukan tiga set sanksi terhadap Korut pada tahun lalu. Pembatasan tersebut dimaksudkan untuk menghilangkan pendapatan dan sumber daya guna pengembangan program nuklir dan rudal balistiknya.

Sebelumnya, AS juga telah menargetkan para pemain besar dalam ekonomi Korut, termasuk jaringan bisnis Cina dan Rusia yang secara signifikan memperketat jeratan pada perdagangan negara semenjung Korea tersebut.

Menteri Keuangan Steven Mnuchin mengatakan bahwa AS telah memberlakukan lebih dari 450 sanksi terhadap Korut yang setengahnya telah diterapkan pada tahun lalu. Sekarang sanksi terbaru AS adalah memasukkan semua kapal yang digunakan oleh Korut.

Departemen Keuangan juga mengatakan bahwa pihaknya melarang AS melakukan transaksi bisnis dengan sembilan perusahaan pelayaran internasional dari Cina, Hong Kong, Singapura dan Panama. AS telah memasukkan 16 perusahaan ke dalam daftar hitam, termasuk 19 kapal berbendera Korut.

Mnuchin mengatakan bahwa tindakan tersebut akan menghambat kemampuan Korut untuk melakukan kegiatan pelayarannya yang memfasilitasi pengangkutan batubara dan bahan bakar, serta mengurangi kemampuannya untuk mengirimkan barang melalui perairan internasional.

Baca Juga:  Relasi Budaya Pop dan Creative Hub

Mnuchin bersumpah bahwa AS akan “melakukan segalanya” untuk menghentikan seluruh perdagangan laut Korut serta mengingatkan seluruh dunia untuk mematuhi sanksi yang telah diterapkan sebagai bentuk keamanan internasional.

Pengumuman tersebut dikeluarkan saat Korea Selatan menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin, sebuah kesempatan yang oleh dua Korea digunakan sebagai kesempatan untuk meredakan ketegangan dan memulai kembali perundingan. Meskipun begitu, permusuhan antara Washington dan Pyongyang terus berjalan dan belum menunjukkan tanda-tanda menuju meja perundingan. (Banyu)

Related Posts

1 of 50