NUSANTARANEWS.CO, Banda Aceh – Dari Informasi yang diterima oleh Tim Peusaba, ditemukan situs sejarah kompleks makam diera Kesultanan Aceh yang berlokasi di depan Pasar Al Mahirah Lamdingin Banda Aceh, mengarah ke tambak.
“Kawasan tersebut akan dibangun menjadi kawasan perumahan,” jelas Ketua Peusaba Aceh Mawardi Usman, hari Kamis (7/7).
Setelah mendapatkan Informasi A1 Tim Peusaba bergerak menuju lokasi yang hanya berjarak beberapa meter dari Pasar Al Mahirah arah makam Siyah Kuala, terdapat plang komplek pembangunan perumahan baru.
Tim langsung bergerak menuju kearah tambak. Dikawasan tambak sudah terdapat banyak tanah timbunan untuk pembangunan perumahan. Di tengah tambak, Tim menemukan tanah yang posisinya agak tinggi berisi komplek makam, yang terdiri dari beberapa makam dengan desain nisan kuno yang unik, dan satu makam yang memiliki ketinggian nisan hampir 2 meter.
Nisan kuno yang ditemukan paling tinggi berbentuk bulat, dengan 8 segi seperti lentera Arab. Bentuk nisan makam seperti ini biasanya digunakan untuk makam ulama atau Habib, dan diatas nisan terdapat bentuk kulah kama, yaitu hiasan diatas kepala kupiah Aceh.
“Bisa dipastikan kalau makam ini adalah makam ulama besar dan tokoh penting era Kesultanan Aceh Darussalam. Perlu penelusuran lebih lanjut kemungkinan hubungan ulama besar ini dengan Siyah Kuala,” kata Mawardi Usman.
Bentuk lentera memang sering digunakan pada makam ulama Kesultanan Aceh, karena para ulama adalah lentera atau Tanglong dalam bahasa Aceh.
Wajeb ta ikot nariet Teungku Siyah
Aulia Allah teugoh setia
Raja Aceh yang mat Nanggroe
Tanglong Nanggroe Ulama Siyah Aulia
Di komplek ini juga terdapat nisan yang memiliki bentuk unik enam persegi sebagaimana yang terdapat di makam Wazir A’zam Maharaja Seri Maharaja di Gampong Gurah dan Makam Sultan Sayyidil Mukammil, serta ada nisan makam bentuk 4 persegi seperti yang terdapat dikompleks makam Raja-Raja Aceh, juga ada makam batu Aceh periode akhir abad 18.
IHal ini menandakan bahwa kawasan situs sejarah pemakaman di depan pasar Al Mahirah adalah kawasan makam penting era Kesultanan Aceh Darussalam.
Ketua Peusaba Mawardi Usman meminta Pemerintah Kota Banda Aceh melindungi kompleks makam penting era Kesultanan Aceh yang terdapat di depan Pasar Al Mahirah, sebab itu adalah warisan sejarah penting bagi peradaban sejarah Islam di Aceh dan Asia Tenggara.
Peusaba juga meminta developer yang membangun perumahan serta para pihak terkait agar dapat menjaga makam penting era kesultanan Aceh Darussalam.
“Jangan sampai terulang kembali pemusnahan situs makam para Ulama, seperti yang terjadi dalam pembangunan Pasar Al Mahirah. Kawasan Pasar Al Mahirah dan sekitarnya di kawasan Syiah Kuala adalah kawasan Situs Sejarah, yang dipenuhi dengan kompleks makam-makam para Ulama Aulia dan Tokoh Kesultanan Aceh yang wajib kita hormati,” pungkas Ketua Peusaba. (MG)