Ekonomi

Tigal Hal Ini Penyebab Ekonomi Nasional Gagal Tembus Target Sejak 2014

NUSANTRANEWS.CO, Jakarta – Pada 5 Februari 2018, Badan Pusat Statistik (BPS), merilis sejak 2014 pertumbuhan ekonomi tak pernah tembus target. Peneliti Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), Salamuddin Daeng menjelaskan ada beberapa hal mengapa ekonomi nasional gagal capai target selama tiga tahun terakhir, diantaranya karena beberapa program yang dicanangkan tak berjalan sesuai harapan.

“Kalau penyebab dari unsur pemerintah yang paling mendasar itu berbagai regulasi yang tidak sesuai target. Misal tax amnesty tidak sesuai target, pajak tidak sesuai target,” kata Salamuddin Daeng, saat dihubungi Nusantaranews.co, Jumat (9/2/2018).

Selain gagalnya program-program pemerintah Jokowi-JK, pemicu lain tak tercapainya ekonomi nasional menurut Daeng dikarenakan adanya disharmonisasi regulasi antar kementrian dan lembaga.

“Masalah-masalah yang berkaitan dengan disharmoni regulasi itu kan masih banyak antar intitusi. Seperti regulasi di bidang perpajakan, regulasi di bidang industri dan regulasi di bidang impor. Nah, itu kan banyak,” ujar Daeng.

Intinya lanjut Daeng, satu sama lain belum harmoni. “Belum bisa mendukung satu sama lain,” terangnya.

Baca Juga:  Kondisi Jalan Penghubung Tiga Kecamatan Rusak di Sumenep, Perhatian Pemerintah Diperlukan

Daeng mengatakan ego sektoral masing-masing kementerian/lembaga saat ini juga masih tampak kuat. Sehingga kerjasama diantara kementerian dan lembaga sulit tercapai.

“Masing-masing hanya berorientasi pada target kelompok dan belum ada target bersama yang bisa disepakati. Kira-kira kalau dari internal ada tiga itu. Pertama program-program yang dijalankan tidak mencapai target. Yang kedua, regulasinya sendiri masih banyak yang disharmoni. Kemudian antar lembaga pemerintah masih belum bisa mengoptimalkan dalam bentuk sinergi antar lembaga,” tandasnya.

Sebagai informasi BPS melaporkan ekonomi nasional tahun 2014 hanya mampu tumbuh di level 5,02%, angka ini jauh dari asumsi dasar yang dipasang pemerintah dalam APBN yakni sebesar 5,5%. Kemudian pada 2015, ekonomi dalam negeri kembali gagal mencapai target yang ditetapkan, yakni sebesar 4,88%. Angka ini terbukti menjadi paling rendah sejak enam tahun sebelumnya.

Sedangkan pada 2016, ekonomi nasional ditargetkan sebesar 5,1% kembali tidak mampu direalisasikan pemerintah. Tercatat, pertumbuhan ekonomi di tahun ini hanya berada di level 5,02%. Selanjutnya, pemerintah juga tidak bisa merealisasikan pertumbuhan ekonomi di level 5,2% pada 2107. Sepanjang tahun lalu, perekonomian nasional hanya berada di level 5,07%. (red)

Baca Juga:  Kebutuhan Energi di Jawa Timur Meningkat

Editor: Romandhon

Related Posts

1 of 35