Ekonomi

Thomas Lembong Ungkap Titik Fokus Investasi Hong Kong dan Cina di Indonesia

Thomas Lembong Ungkap Titik Fokus Investasi Hong Kong dan Cina di Indonesia. (FOTO: NUSANTARANEWS.CO/Achmad S)
Thomas Lembong Ungkap Titik Fokus Investasi Hong Kong dan Cina di Indonesia. (FOTO: NUSANTARANEWS.CO/Achmad S)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Indonesia sebagai salah satu pasar terbesar di ASEAN dan letaknya yang strategis membuat puluhan investor dari Cina dan Hong Kong semakin bergairah untuk melakukan kerja sama di bidang perdagangan dan investasi di Indonesia.

Kerja sama yang dibangun ini berada dalam kerangka inisiatif Jalur Sutera dan Jalur Maritim Abad 21 atau “Belt and Road”. Memuluskan agenda kerja sama, kedua belah pihak mengemas penjajakan kerjasama dagang tersebut dengan seminar “Kerja sama Strategis Indonesia-Hong Kong dalam Belt and Road Initiative” yang digelar bersama oleh Hong Kong Trade Development Council (HKTDC), Kamar Dagang Cina, Hong Kong (CGCC) dan Kamar Dagang Indonesia (Kadin).

Baca:

Baca Juga:  Loloskan Ekspor Kepiting Berkarapas Kecil, Pengusaha dan Balai Karantina Ikan Diduga Kongkalikong

Pada kesempata tersebut, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Trikasih Lembong menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Hong Kong Trade Development Council (HKTDC). Kerja sama tersebut dalam rangka mempromosikan investasi Indonesia di sektor perdagangan dan pariwisata.

Thomas Lembong mengatakan, Indonesia ingin memenfaatkan momentum yang kuat. Dimana, kata Thomas, dalam tujuh tahun terakhir pertumubuhan investasi dari Hong Kong dan China naik sangat tajam. Investasi dari negara tersebut, lanjutnya, akan difokuskan di empat wilayah besar di Indonesia.

“Ini yang sedang dikembangkan jadi empat titik fokus kerja sama belt of road di Sumatera Utara, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, dan Bali yang sedang dikembangkan antara kedua pemerintahan,” kata Thomas kepada media usai acara di Hotel Shangri-La, Jakarta, Rabu (25/4/2018).

Menurut Thomas, hingga akhir 2017, investasi dari Hong Kong di Indonesia menempati urutan keempat di Indonesia setelah Singapura, Jepang, dan China. Selain itu, katanya, kerja sama dengan Hong Kong di bidang investasi dinilai lebih menjanjikan sejak dibukanya jalur sutra perdagangan (belt one road).

Baca Juga:  Bupati Nunukan Terima Kunjungan Tim Ekonomi di Perbatasan Sabah

“Di abad ke 21 ini, Hong Kong memainkan peranan yang sangat penting dalam pengembangan infrastruktur. Terlebih saat ini, Hong Kong menjasi sebuah sentra internasional untuk jasa profesional seperti keuangan, pendanaan, funding, kemudian adminsitrasi, desain, engineering, project mangement,” kata Thomas.

“Ini semua jasa-jasa profesional yang dibutuhkan untuk menyiapkan dan menjalankan proyek infrastruktur di bawah naungan belt on road,” tambah Thomas.

Lebih lanjut Thomas menyampaikan, saat ini, investasi Hong Kong dan China yang ada di Indonesia mencapai USD 2 milliar per tahun. “Ditargetkan angka tersebut bisa tumbuh hingga dua kali lipat dalam tujuh tahun mendatang,” ungkapnya.

Ketua CGCC Jonathan Choi meyakini inisiatif Belt and Road membawa kesempatan dan keuntungan yang nyata bagi Indonesia dan China sendiri. Pemerintah Indonesia telah berkomitmen untuk mengembangan infrastruktur untuk mendorong perbaikan konektivitas dan pertumbuhan ekonomi.

“Sementara Cina, sejalan dengan inisiatif Belt and Road, juga berinvestasi dalam infrastruktur Indonesia seperti kereta cepat Jakarta-Bandung dan pengembangan Pelabuhan Kuala Tanjung,” katanya.

Baca Juga:  Ramadan, Pemerintah Harus Jamin Ketersediaan Bahan Pokok di Jawa Timur

Pewarta: Achmad S.
Editor: M. Yahya Suprabana

Related Posts

1 of 3,063