Tes Masuk IKJ
dan kursi serta kantung kemih
ini semakin berkontraksi.
tawa atau amarah
adalah selaput tertipis
yang pernah kukoyak dengan
bualan pena.
“tapi kau bukan seniman yang
menciptakan derit pada nadi pintu.”
aku tak tahu.
tak tahu jika di antara nama-nama
yang asing terselip rasa
nyaman dan percaya
diri.
“tapi aku bukan seniman yang
menonjol pada putingmu.”
dan napas juga detak jantung
semakin mendekati film bisu
hitam dan putih. apa yang kutulis
pada kertas bukanlah puisi.
bukan keyakinan.
hanya pertanyaan yang
coba-coba
menjelma jadi pernyataan.
sementara itu, pergeseran daun pintu
adalah nama-nama yang dipanggil.
berarti pula penantian
dan sejumlah doa
yang beterbangan.
(Denpasar, 2016)
Persinggahan Data-data
data-data yang singgah
perlahan-lahan
hilang
ingatan.
sajak-sajak tak kunjung bertumpahan
dari mulutmu, mungkin
sebab bukan bagian
dari doa.
namun data-data yang singgah
masih hendak mengunggah-
menggugah doa-doamu,
sebelum ingatan mereka
menjadi hujan pada kata-kata
yang terpatah.
“izinkanlah kekataku singgah pada
jejak-jejak para musafir,
pada dosa-dosa para penyair,
dan pada hujan purba yang
menggigilkan senja di matamu!”
*
“menurutmu, apa yang lebih mudah ketimbang
meledakkan persinggahan data-data?”
(Denpasar, 2016)
Surya Gemilang, lahir di Denpasar, 21 Maret 1998. Antologi cerpen tunggal pertamanya berjudul Mengejar Bintang Jatuh (2015). Tulisan-tulisannya yang lain dapat dijumpai di lebih dari delapan antologi bersama dan sejumlah media massa. Publikasi puisi-puisi Surya Gemilang di nusantaranews.co minggu ini adalah “Kekasih yang Kera“, “Hari Ini Bukan di Denpasar“, “Pan Kasim, Dongengi Aku“, “Pun Sajak Bisa Merambat“, “Racun Belukar Malam“, “Sajak Pedang“, dan “Serat“.
_____________________________
Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi karya baik berupa puisi, cerpen, dan esai dapat dikirim langsung ke email:[email protected] [email protected].