NUSANATARANEWS.CO, Jakarta – Menanggapi wacana isu pasangan capres-cawapres diminta tes baca Qur’an, politisi PDIP, Hendrawan Supratikno mengaskan bahwa momentum kali ini adalah momentum pemilihan presiden, bukan pemilihan pemimpin pondok.
“Jangan melakukan hal-hal yang tidak substantif dan menguras energi kebangsaan kita. Yang kita pilih itu Presiden, bukan pimpinan pondok pesantren Yang kita lakukan ini Pemilu, bukan lomba baca kitab suci,” kata Hendrawan, Minggu (30/12/2018).
Baca Juga:
Hina Prabowo, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto Dilaporkan ke Bawaslu
Caleg PDIP Terpilih Tidak akan Dilantik Jika Jokowi-KMA Kalah Pilpres 2019
Dirinya beralasan menginginkan agar jangan karena proses dan mekanisme pemilihan legislatif serta pemilihan presiden, modal sosial dan rasionalitas kebangsaan masyarakat kemudian tergerus.
Anggota DPR RI Komisi XI itu pun menegaskan bahwa orientasi politik yang dianut bangsa Indonesia bukanlah politik perpecahan. Politik yang dianut bangsa ini yakni politik pencerahan dan politik persaudaraan.
“Orientasi politik kita adalah politik pencerahan, politik persaudaraan. Politik untuk membangun peradaban bangsa yang kokoh dan berdaya saing,” ungkapnya.
Sebelumnya, usulan mengenai capres-cawapres harus test baca al-Qur’an muncul dari Dewan Ikatan Dai Aceh. Usulan itu mencuat untuk mengakhiri polemik soal keislaman masing-masing pasangan calon di Pilpres 2019 yang dianggapnya tidak perlu.
Rencananya, tes membaca Qur’an akan dilaksanakan di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, pada 15 Januari 2019 mendatang.
Ketua Dewan Pimpinan Ikatan Da’i Aceh, Tgk Marsyuddin Ishak mengatakan sebagai organisasi yang fokus pada pengembangan dakwah dan syiar Islam, pihaknya ingin turut berperan dalam pesta demokrasi lima tahunan.
Pewarta: Romandhon
Editor: Alya Karen
