Ekonomi

Terungkap, Migrasi Data 1,2 Juta Pelanggan Telkom Dinilai Sumber Malapetaka

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Persoalan billing system yang mencuat beberapa waktu lalu menjadi perhatian publik dengan berbagai asumsi dan intepretasi publik yang berbeda-beda terhadap PT. Telkom.

Menurut Direktur Eksekutif Indonesia Club, Gigih Guntoro, migrasi data yang dinyatakan oleh jajaran direksi PT. Telkom seolah menyatakan atas kegagalan atau sudah kadaluwarsanya Satelit A2100A yang harganya US$ 191,4 juta.

“Migrasi data yang mulanya adalah sebesar 1,2 juta pelanggan diduga menjadi sumber malapetaka kematian ribuan ATM dan kantor kas perbankan. Berdasarkan investigasi yang kami lakukan secara mandiri, salah satunya adalah karena masa berlaku software billing system yang sudah habis pada tahun lalu,” ungkap Gigih dalam siaran tertulis, Senin (18/9/2017).

Lebih lanjut, Indonesia Club menemukan bahwa Telkom memiliki anak perusahaan PT. TS atau disebut PT. SCC. Perusahaan ini, kata Gigih memiliki tiga anak perusahaan. Antara lain SSI yakni anak perusahaan TS yang bekerja mengimplementasikan lisensi oracle.

Anak perusahaan berikutnya adalah SP yang merupakan perusahaan penyedia sistem integrasi untuk jaringan perusahaan. Dan perusahaan lainnya adalah SMS. Dimana perusahaan ini fokus pada implementasi dan pemeliharaan lisensi SAP.

Baca Juga:  Bupati Nunukan dan OPD Berburu Takjil di Bazar Ramadhan

Ketiga perusahaan ini, ungkap Gigih terspesialisasi pada sistem pengaplikasian atau penggunaan software-software yang digunakan oleh PT. Telkom. “Jadi, TS merupakan perusahaan penyedia layanan teknologi informasi terpadu. Seperti halnya pengembangan perangkat lunak dan system integration,” jelasnya.

Sementara mengenai keberhasilan migrasi data lebih dari 4,2 juta pelanggan Telkom beberapa waktu lalu, diduga tak lepas dari peran TS atau PT SCC ini.

“Kemudian kami menelusuri lebih dalam bahwa di bawah direktorat IT yang dipimpin ZA dibentuklah sebuah rencana migrasi data pelanggan tersebut dengan bertepatan ‘masa berlaku yang telah usai dari satelit Telkom 1 produksi Lockheed Martin’ (klaim Telkom) dan dugaan masa berlaku software billing system Orange & Sofrecom. Dibawah kepemimpinan AP, divisi Information System Center (ISC) diduga mengkolaborasikan mekanisme billing system ini,” tandasnya.

Pewarta/Editor: Romandhon

Related Posts

1 of 4