Berita UtamaPolitikTerbaru

Terkait Demo Mahasiswa, Adian Napitupulu: Sedang Ada Yang Lempar Batu Sembunyi Tangan

Terkait demo mahasiswa, Adian Napitupulu: Sedang ada yang lempar batu sembunyi tangan.
Terkait demo mahasiswa, Adian Napitupulu: Sedang ada yang lempar batu sembunyi tangan.

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Sekjen Persatuan Nasional Aktivis 98 (PENA 98), Adian Napitupulu menilai, yang bicara perpanjangan masa jabatan Presiden bukanlah Jokowi tapi ada tiga Menteri sehingga ia menganggap aneh apabila yang di demo malah Jokowi dan bukan para Menteri itu.

“Ada tiga Ketua Partai yang bicara perpanjangan masa jabatan Presiden tapi sekali lagi kenapa yang di Demo Jokowi bukan tiga partai itu? Yang bicara Presiden 3 Periode itu salah satu lembaga Survei dan salah satu kader Partai tapi kenapa yang di demo Jokowi bukan lembaga survei atau kantor partai?” ujarnya, Jumat (8/4).

Menurutnya, untuk merealisasikan Perpanjangan atau pun merubah dari 2 Periode menjadi 3 Periode kewenangannya ada di Senayan bukan di Istana tapi kenapa yang di Demo justru Istana bukan Senayan.

“Yang mengatakan tidak berminat 3 periode adalah Jokowi. Yang mengatakan bahwa mereka yang menginginkan 3 Periode adalah orang yang cari muka juga Jokowi,” imbuhnya.

Baca Juga:  Drone AS Tidak Berguna di Ukraina

Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa yang mengatakan mengenai masa Jabatan dan akan tunduk pada Konstitusi adalah Jokowi, yang mengatakan bahwa menteri tidak boleh lagi bicara tentang perpanjangan masa Jabatan juga Jokowi.

“Tapi aneh kenapa yang di Demo justeru Jokowi, Membingungkan ya?,” tandas Adian.

Menurut Adian, kalau kita tanya kenapa yang di Demo Jokowi maka kita akan masuk pada ruang perdebatan dengan argumentasi yang tidak jauh dari asumsi terhadap perasaan Jokowi, terhadap dugaan bahwa semua pernyataan para Menteri dan Ketua Umum Partai tersebut berasal dari keinginan Jokowi.

“Para insan Terpelajar dan Intelektual itu kemudian tidak lagi mengkaji apa yang di katakan tapi menganalisa perasaan, mendiskusikan keinginan dalam hati Jokowi bukan pernyataan yang di sampaikan,” katanya.

Wacana perpanjangan maupun tiga periode tersebut membuat banyak orang menjadi gelisah lalu sibuk menganalisa perasaan dan keinginan Jokowi, karena menganalisa rasa tidak punya alat ukur maka sebagian mahasiswa konon berencana demo besar besaran ke Istana tanggal 11 April nanti.

Baca Juga:  Tradisi Resik Makam: Masyarakat Sumenep Jaga Kebersihan dan Hikmah Spiritual Menyambut Ramadan

“Nah kalau situasi sudah seperti ini kemana para Menteri dan Ketua Partai yang melemparkan wacana itu? Kenapa semua tiba tiba menjadi diam dan seolah membiarkan semua dampak dari ide dan wacana yang mereka lemparkan di tanggung akibatnya sendirian oleh Jokowi. Tidak ada satupun dari pemilik wacana yang berteriak lantang pasang badan berkata: “Demo kami, jangan Jokowi…. demo ke tempat saya, jangan ke Istana!!!” tandasnya.

Adian meniali, cerita belum berakhir, di sosial media baik Whatsapp, Tiktok dan lain sebagainya muncul beragam narasi tuntutan yang berkembang, tidak lagi soal wacana perpanjangan maupun 3 periode belaka, sekarang bahkan ada poster atas nama Mahasiswa yang isinya menuntut agar Jokowi mundur dari jabatan presiden.

Untunglah Mahasiswa segera membantah bahwa tuntutan Jokowi mundur bukanlah tuntutan Mahasiswa dan Poster itu Hoax belaka.

“Lalu tuntutan Jokowi mundur itu tuntutan siapa dong? Lalu yang membuat poster hoax itu siapa dong?” ujarnya.

Baca Juga:  Prabowo Temui Surya Paloh, Rohani: Contoh Teladan Pemimpin Pilihan Rakyat

Adian menilai di pemerintah ada yang lempar wacana lalu sembunyi, di rencana Demo juga ada yang lempar poster lalu sembunyi. Ternyata pepatah lempar batu sembunyi tangan tidak cuma terjadi di lingkaran kekuasaan tapi juga dalam aksi di jalanan.

“Mau di manapun itu, istana maupun jalanan, sepertinya para “pelempar batu sembunyi tangan” itu mungkin selalu ada walau dilakukan orang yang berbeda namun berangkat dari motif yang sama yaitu, duduk di lingkaran kekuasaan. Ada yang ingin kekuasaan melalui perpanjangan masa jabatan ada juga yang melalui penggulingan kekuasaan,” katanya. (Red)

Pewarta: Eddy Santry

Related Posts

No Content Available