Puisi Nur Halimah*
Geram
Hati ini berselimut kabut
Kegundahan
Dan ku kelam
Gelap, tak terlihat oleh waktu
Purwokerto, 9 September 2018
Sesal
Aku telah turuti tamakku
Hingga ia memperbudakku
Tapi, dunia ini
Juga tak abadi
Purwokerto, 18 September 2018
Angin pilu
Temu tanpa sapa
Dengan tatapan penuh makna
Lalui malam biru
Padamkan hati
Biarlah,
Untuk kembali hadirkan cahaya
Memulai bunga kehidupan
Sebelum angin menerpanya
Menepis getir harapan
Purwokerto, 20 September 2018
Puisi
Ruangku selalu sepi
Dan tak jarang menangis di dalam puisi
Terhapus sesaat
Malam hadir membalas bintang
Nyanyikan syair pelarut duka
Purwokerto, 23 September 2018
Dua Tahun Silam
Tinta ini
Lembar-lembar ini
Kan menjadi saksi tetesan rindu
Saat ku ukirkan semua tentang kebersamaan
Tentang sebuah jejak
Bekas langkah kita
Sayupku mengingatkan tentang sebuah kenangan
Purwokerto, 23 September 2018
Kuasa Ilahi
Bergema suara takbir di angkasa
Selembut bayu meresap ke dalam jiwa
Adzan subuh bergema
Biarlah mata terjaga dalam sujud menangis
Sungguh takkan sanggup memikul siksa-Nya
Sungguh kuasa-Mu tiada tara
Purwokerto, 9 September 2018
Hamba Pendosa
Ketika hatiku membatu
Lalu jalan nafasku buntu
Hanya permohonan ampunanku
Yang bisa ku kirimkan ke hadirat-Mu
Purwokerto, 20 Septemer 2018
Santri Putri
Parasmu senantiasa berpendar
Bak matahari tak pernah lelah beredar
Bukan lantaran bedak bertabur
Meleleh dan luntur
Nyala wajahnya
Tersebab basuhan wudlu
Purwokerto, 7 September 2018
Puisi Penyesalan
Terpekur aku dalam hening
Dalam alunan dzikir lirih
Beriringan suara tadarus
Sunyi malam ini
Namun,
Hatiku sungguh riuh dengan berjuta penyesalan
Aku sudah larut tersesal
Hanya sedih kurasa
Purwokerto, 8 September 2018
Hujan Tengah Malam
Termenung jauh
Menghilang bersama wajahnya
Akan bicarakah ia di malam sepi
Di tepian dinding kamar tanpa alas
Sesekali kudengar rintikan
Mengaburkan
Disinilah tempatku saat rindu
Disinilah tempatku mengusir pilu
Purwokerto, 24 November 2018
Terik Rindu
Tangan menopang dagu
Dagu selalu seperti itu
Wajah lesu, mata berbinar
Teduh di dalam, hujan di luar
Menanti seseorang yang katanya ingin datang
Entah sampai kapan
Tangan meraba gelas, kopi dingin
Purwokerto, 23 November 2018
Nur Halimah. Kelahiran Purbalingga, 29 Mei 2000. Beralamat di desa Wlahar, Rt 09/01, Rembang, Purbalingga. Sekarang tengah menjadi Mahasiswa IAIN Purwokerto, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Sekaligus menjadi santri di Pondok Pesantren Darul Abror, Watumas, Purwanegara, Purwokerto Utara.
__________________________________
Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi*) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected] atau [email protected]